Palembang (ANTARA) -
Sebagai contoh, katanya, teknologi amonia hijau, tidak akan lagi menjadi "hijau" apabila listrik yang memasoknya berasal dari pembakaran batu bara. Upaya pemasangan PLTS secara mandiri seperti yang telah dilakukan PT Pupuk Sriwijaya ini menjadi salah satu upaya paling tepat untuk mempercepat kenaikan bauran energi terbarukan di Indonesia, dan juga mempersiapkan PT Pupuk Sriwijaya dalam mencapai target net zeronya di tahun 2060.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pusri ikut andil percepat kenaikan energi terbarukan di Indonesia
PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) Palembang Sumatera Selatan sebagai salah satu anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) mempercepat kenaikan energi terbarukan di Indonesia dengan memiliki tenaga listrik panel surya (PLTS) berkapasitas 110 Kilo watt volt (Kwv).
"Ini menjadi salah satu upaya paling tepat untuk mempercepat kenaikan bauran energi terbarukan di Indonesia, dengan mampu menghemat hingga 40 persen penggunaan bahan bakar fosil, dan juga mempersiapkan PT Pupuk Sriwijaya dalam mencapai target net zeronya di 2060," kata VP Lingkungan Hidup PT Pusri Palembang Yusuf Riza di Palembang, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa Pusri juga menjalankan program penghijauan penanaman satu juta pohon hingga tahun 2030 yang akan datang.
Selain itu Pusri juga menggalakkan penggunaan kendaraan listrik bagi karyawan Pusri, beberapa di antaranya telah memiliki mulai dari mobil listrik, motor listrik, dan forklift.
Koordinator Proyek Dekarbonisasi Industri Institute for Essential Services Reform (IESR) Faricha Hidayati mengatakan, penyediaan listrik bersih merupakan kunci dalam penurunan emisi sektor industri.
Tanpa listrik bebas emisi, bahkan dengan teknologi yang termutakhir pun, sulit rasanya untuk mendekarbonisasi sektor industri.
Sebagai contoh, katanya, teknologi amonia hijau, tidak akan lagi menjadi "hijau" apabila listrik yang memasoknya berasal dari pembakaran batu bara. Upaya pemasangan PLTS secara mandiri seperti yang telah dilakukan PT Pupuk Sriwijaya ini menjadi salah satu upaya paling tepat untuk mempercepat kenaikan bauran energi terbarukan di Indonesia, dan juga mempersiapkan PT Pupuk Sriwijaya dalam mencapai target net zeronya di tahun 2060.
Selain sumbernya yang tak terbatas, menurutnya, berdasarkan kajian IESR berjudul Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2024, energi surya menjadi solusi transisi energi paling efektif, karena biaya instalasi dan perawatannya yang semakin cost-competitive.
Setidaknya dibutuhkan paling sedikit 1/3 listrik Indonesia dipasok oleh energi surya di 2060, atau sebesar 60 persen dari total kapasitas daya yang terpasang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pusri ikut andil percepat kenaikan energi terbarukan di Indonesia