New York (ANTARA) - Dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) didorong kenaikan imbal hasil obligasi AS.
Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya menguat 0,24 persen menjadi 106,5245.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik tipis, melanjutkan pergerakan menuju level tertinggi dalam 16 tahun sebesar 5 persen yang sempat ditembus pada awal pekan. Imbal hasil obligasi 10 tahun terakhir berada di 4,9506 persen pada Rabu (25/10).
Suku bunga pinjaman rumah AS dengan suku bunga tetap selama 30 tahun pekan lalu melonjak menjadi 7,9 persen, tertinggi sejak September 2000, berdasarkan laporan Mortgage Bankers Association (MBA) pada Rabu (25/10).
“Aktivitas hipotek terus melambat, dengan pengajuan yang menurun ke laju mingguan paling lambat sejak tahun 1995,” kata wakil presiden dan wakil kepala ekonom MBA Joel Kan.
Menurut Kan, suku bunga hipotek yang lebih tinggi menjauhkan calon pembeli rumah dari pasar dan terus menekan aktivitas pembiayaan kembali.
Seorang strategis di Citibank mengatakan data indeks manajer pembelian adalah "tanda lain bahwa resesi tidak akan terjadi dalam waktu dekat."
“Kami terus berpikir perekonomian AS akan memasuki resesi tahun depan, namun sementara itu, risiko-risiko diseimbangkan terhadap kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih lanjut, dibandingkan pemotongan suku bunga,” tulis mereka dalam sebuah catatan pada Rabu (25/10).
Sementara di zona euro, Indeks Iklim Bisnis IFO Jerman mencapai 86,9 pada Oktober, naik dari bulan sebelumnya sebesar 85,8 dan melampaui ekspektasi pasar sebesar 85,9.
Pada akhir perdagangan di New York, euro turun ke 1,0567 dolar AS dari 1,0589. Pound Inggris melemah ke 1,2115 dolar AS dari 1,2162 dolar AS.
Dolar AS menguat menjadi 1,3793 dolar Kanada dari 1,3730 dolar Kanada pada sesi sebelumnya. Bank of Canada (BoC) mengumumkan pada Rabu (25/10) bahwa mereka mempertahankan suku bunga acuan pada level 5 persen setelah pertemuan kebijakan pada Oktober.
"Secara keseluruhan, risiko inflasi telah meningkat sejak bulan Juli. Inflasi berada pada jalur yang lebih tinggi dari yang kami perkirakan. Kami mempertahankan suku bunga kebijakan tetap stabil karena kami ingin memberikan waktu bagi kebijakan moneter untuk mendinginkan perekonomian dan mengurangi tekanan harga," kata Gubernur Bank of Canada Tiff Macklem.
Sementara itu, dolar AS mencapai 150,0070 yen Jepang, lebih tinggi dari 149,8990 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,8967 franc Swiss dari 0,8932 franc Swiss, sedangkan dolar menguat menjadi 11,1441 krona Swedia dari 11,1128 krona.
Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya menguat 0,24 persen menjadi 106,5245.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik tipis, melanjutkan pergerakan menuju level tertinggi dalam 16 tahun sebesar 5 persen yang sempat ditembus pada awal pekan. Imbal hasil obligasi 10 tahun terakhir berada di 4,9506 persen pada Rabu (25/10).
Suku bunga pinjaman rumah AS dengan suku bunga tetap selama 30 tahun pekan lalu melonjak menjadi 7,9 persen, tertinggi sejak September 2000, berdasarkan laporan Mortgage Bankers Association (MBA) pada Rabu (25/10).
“Aktivitas hipotek terus melambat, dengan pengajuan yang menurun ke laju mingguan paling lambat sejak tahun 1995,” kata wakil presiden dan wakil kepala ekonom MBA Joel Kan.
Menurut Kan, suku bunga hipotek yang lebih tinggi menjauhkan calon pembeli rumah dari pasar dan terus menekan aktivitas pembiayaan kembali.
Seorang strategis di Citibank mengatakan data indeks manajer pembelian adalah "tanda lain bahwa resesi tidak akan terjadi dalam waktu dekat."
“Kami terus berpikir perekonomian AS akan memasuki resesi tahun depan, namun sementara itu, risiko-risiko diseimbangkan terhadap kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih lanjut, dibandingkan pemotongan suku bunga,” tulis mereka dalam sebuah catatan pada Rabu (25/10).
Sementara di zona euro, Indeks Iklim Bisnis IFO Jerman mencapai 86,9 pada Oktober, naik dari bulan sebelumnya sebesar 85,8 dan melampaui ekspektasi pasar sebesar 85,9.
Pada akhir perdagangan di New York, euro turun ke 1,0567 dolar AS dari 1,0589. Pound Inggris melemah ke 1,2115 dolar AS dari 1,2162 dolar AS.
Dolar AS menguat menjadi 1,3793 dolar Kanada dari 1,3730 dolar Kanada pada sesi sebelumnya. Bank of Canada (BoC) mengumumkan pada Rabu (25/10) bahwa mereka mempertahankan suku bunga acuan pada level 5 persen setelah pertemuan kebijakan pada Oktober.
"Secara keseluruhan, risiko inflasi telah meningkat sejak bulan Juli. Inflasi berada pada jalur yang lebih tinggi dari yang kami perkirakan. Kami mempertahankan suku bunga kebijakan tetap stabil karena kami ingin memberikan waktu bagi kebijakan moneter untuk mendinginkan perekonomian dan mengurangi tekanan harga," kata Gubernur Bank of Canada Tiff Macklem.
Sementara itu, dolar AS mencapai 150,0070 yen Jepang, lebih tinggi dari 149,8990 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,8967 franc Swiss dari 0,8932 franc Swiss, sedangkan dolar menguat menjadi 11,1441 krona Swedia dari 11,1128 krona.