Chicago (ANTARA) - Harga emas naik tajam mencapai level tertinggi dalam tiga minggu pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), mencatat kenaikan untuk sesi kedua berturut-turut, karena data ekonomi AS yang lebih buruk dari perkiraan menekan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, melonjak 18,30 dolar AS atau 0,94 persen menjadi ditutup pada 1.965,10 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.966,50 dolar AS dan terendah di 1.941,70 dolar AS.
Emas berjangka terangkat 6,90 dolar AS atau 0,36 persen menjadi 1.946,80 dolar AS pada Senin (28/8/2023), setelah jatuh 7,20 dolar AS atau 0,37 persen menjadi 1.939,90 dolar AS pada Jumat (25/8/2023), dan merosot 1,00 dolar AS atau 0,05 persen menjadi 1.947,10 dolar AS pada Kamis (24/8/2023).
"Harga mendapat dorongan dari pelemahan dolar dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS didukung data JOLTS (Job Openings and Labor Turnover Survey) AS," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA.