Singapura (ANTARA) - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan Washington akan berupaya mengelola ketegangan dengan China dan mencegah konflik, meskipun Beijing menjadi semakin agresif di kawasan Asia, termasuk di dekat Taiwan.
Ketegangan antara China dan AS dipicu oleh banyak hal, mulai dari isu Taiwan dan catatan HAM China hingga aktivitas militer Beijing di Laut China Selatan.
Berbicara dalam Dialog Shangri-La, pertemuan utama yang membahas isu keamanan Asia, Austin menegaskan AS akan terus mendukung sekutunya, termasuk Taiwan.
"Itu sangat penting karena RRC (Republik Rakyat China) mengadopsi pendekatan yang lebih koersif dan agresif terhadap klaim teritorialnya," kata dia, Sabtu.
Baca juga: Filipina protes tindakan ilegal China terkait Laut China Selatan
China mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai miliknya dan telah berjanji untuk mengambilnya dengan paksa jika perlu.
Austin mengatakan telah terjadi peningkatan yang "mengkhawatirkan" dalam jumlah perjumpaan yang tidak aman dan tidak profesional antara pesawat dan kapal China dengan negara lain.
Sebuah pesawat tempur China secara berbahaya mencegat sebuah pesawat pengintai militer Australia di wilayah Laut China Selatan pada Mei, sementara militer Kanada menuduh pesawat tempur China mengganggu pesawat patroli mereka saat mereka memantau penghindaran sanksi Korea Utara.
Taiwan telah mengeluh selama bertahun-tahun tentang misi angkatan udara China yang berulang ke zona identifikasi pertahanan udaranya, yang bukan wilayah udara teritorial tetapi area yang lebih luas yang dipantaunya dari ancaman.
Baca juga: China tolak protes Filipina soal larangan pencarian ikan di Laut China Selatan
Austin mengatakan serangan itu telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir.
Austin mengatakan bahwa kebijakan AS tentang Taiwan adalah untuk tetap menentang setiap perubahan sepihak terhadap status quo.
"Kebijakan kami tidak berubah. Tetapi sayangnya, itu sepertinya tidak berlaku untuk RRC," kata Austin.
Presiden AS Joe Biden mengatakan Washington akan melibatkan militernya jika China menyerang Taiwan.
Namun, AS telah lama memiliki kebijakan yang tidak jelas tentang apakah Washington akan membela Taiwan secara militer.
Sumber: Reuters
Baca juga: ASEAN "meniti buih" hadapi neo-kolonialisme di laut
Ketegangan antara China dan AS dipicu oleh banyak hal, mulai dari isu Taiwan dan catatan HAM China hingga aktivitas militer Beijing di Laut China Selatan.
Berbicara dalam Dialog Shangri-La, pertemuan utama yang membahas isu keamanan Asia, Austin menegaskan AS akan terus mendukung sekutunya, termasuk Taiwan.
"Itu sangat penting karena RRC (Republik Rakyat China) mengadopsi pendekatan yang lebih koersif dan agresif terhadap klaim teritorialnya," kata dia, Sabtu.
Baca juga: Filipina protes tindakan ilegal China terkait Laut China Selatan
China mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai miliknya dan telah berjanji untuk mengambilnya dengan paksa jika perlu.
Austin mengatakan telah terjadi peningkatan yang "mengkhawatirkan" dalam jumlah perjumpaan yang tidak aman dan tidak profesional antara pesawat dan kapal China dengan negara lain.
Sebuah pesawat tempur China secara berbahaya mencegat sebuah pesawat pengintai militer Australia di wilayah Laut China Selatan pada Mei, sementara militer Kanada menuduh pesawat tempur China mengganggu pesawat patroli mereka saat mereka memantau penghindaran sanksi Korea Utara.
Taiwan telah mengeluh selama bertahun-tahun tentang misi angkatan udara China yang berulang ke zona identifikasi pertahanan udaranya, yang bukan wilayah udara teritorial tetapi area yang lebih luas yang dipantaunya dari ancaman.
Baca juga: China tolak protes Filipina soal larangan pencarian ikan di Laut China Selatan
Austin mengatakan serangan itu telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir.
Austin mengatakan bahwa kebijakan AS tentang Taiwan adalah untuk tetap menentang setiap perubahan sepihak terhadap status quo.
"Kebijakan kami tidak berubah. Tetapi sayangnya, itu sepertinya tidak berlaku untuk RRC," kata Austin.
Presiden AS Joe Biden mengatakan Washington akan melibatkan militernya jika China menyerang Taiwan.
Namun, AS telah lama memiliki kebijakan yang tidak jelas tentang apakah Washington akan membela Taiwan secara militer.
Sumber: Reuters
Baca juga: ASEAN "meniti buih" hadapi neo-kolonialisme di laut