Poso (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya selain mengejar sisa anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO), juga melakukan pendekatan persuasif kepada sejumlah warga diduga masih menjadi simpatisan dan membantu memenuhi kebutuhan teroris Poso.
Pendekatan persuasif tersebut berupa ajaran kebenaran agama dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang melibatkan tokoh agama, pengajar agama Islam dan bhabinkamtibmas di sejumlah desa yang ada di Sulawesi Tengah.
“Kami diskusi dan bicara soal ajaran-ajaran kebenaran kepada masyarakat,” kata Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Polisi Rudy Sufahriadi, di Poso, Senin.
Rudy menjelaskan, saat ini operasi bersandi Madago Raya tersebut masih terus berjalan. Namun, tidak hanya mengejar kelompok tersebut, tetapi juga melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif dan membantu masyarakat.
"Kami lakukan pendekatan kepada simpatisan dengan mengambil dai dari bhabinkamtibmas. Ini buat masyarakat yang ada di Sulteng, Indonesia, Poso," ujarnya.
Baca juga: Panglima TNI tutup akses teroris Poso
Dalam pengejaran, Satgas Madago Raya berusaha memetakan keberadaan empat DPO MIT Poso yang diketahui berada di tiga kabupaten, yakni Poso, Parigi Moutong, dan Sigi.
Rudy terus mengimbau agar sisa DPO MIT Poso segera menyerahkan diri untuk diproses secara hukum dan mendapatkan bimbingan dari pemerintah.
“Kalau memang bisa mereka menyerahkan diri ya, kami menunggu dan siap menerima mereka,” ujarnya.
Menurutnya, operasi pengejaran MIT Poso harus tetap berjalan untuk memastikan keamanan masyarakat yang beraktivitas di wilayah operasi Madago Raya.
Baca juga: Operasi pengejaran teroris Poso diperpanjang hingga akhir Desember
Rudy menyatakan, masyarakat tidak perlu takut, mengingat personel satgas sudah ditempatkan di pos-pos sekat untuk menjaga dan memastikan keamanan petani yang berkebun.
“Kami menjaga dan memastikan masyarakat aman untuk bertani. Yang jelas mereka ada di tiga kabupaten ini dan kami ada di pos-pos sekat,” katanya.
Rudy berharap tidak ada lagi masyarakat yang mau menjadi simpatisan dan menghentikan bantuan untuk para DPO MIT Poso.
“Kami tetap imbau supaya menyerahkan diri, kalau tidak kami cari sampai ketemu,” katanya.
“Intinya pengejaran ini tetap berlanjut,” ujarnya.
Baca juga: Persempit ruang gerak DPO teroris Poso, penyisiran diintensifkan
Pendekatan persuasif tersebut berupa ajaran kebenaran agama dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang melibatkan tokoh agama, pengajar agama Islam dan bhabinkamtibmas di sejumlah desa yang ada di Sulawesi Tengah.
“Kami diskusi dan bicara soal ajaran-ajaran kebenaran kepada masyarakat,” kata Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Polisi Rudy Sufahriadi, di Poso, Senin.
Rudy menjelaskan, saat ini operasi bersandi Madago Raya tersebut masih terus berjalan. Namun, tidak hanya mengejar kelompok tersebut, tetapi juga melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif dan membantu masyarakat.
"Kami lakukan pendekatan kepada simpatisan dengan mengambil dai dari bhabinkamtibmas. Ini buat masyarakat yang ada di Sulteng, Indonesia, Poso," ujarnya.
Baca juga: Panglima TNI tutup akses teroris Poso
Dalam pengejaran, Satgas Madago Raya berusaha memetakan keberadaan empat DPO MIT Poso yang diketahui berada di tiga kabupaten, yakni Poso, Parigi Moutong, dan Sigi.
Rudy terus mengimbau agar sisa DPO MIT Poso segera menyerahkan diri untuk diproses secara hukum dan mendapatkan bimbingan dari pemerintah.
“Kalau memang bisa mereka menyerahkan diri ya, kami menunggu dan siap menerima mereka,” ujarnya.
Menurutnya, operasi pengejaran MIT Poso harus tetap berjalan untuk memastikan keamanan masyarakat yang beraktivitas di wilayah operasi Madago Raya.
Baca juga: Operasi pengejaran teroris Poso diperpanjang hingga akhir Desember
Rudy menyatakan, masyarakat tidak perlu takut, mengingat personel satgas sudah ditempatkan di pos-pos sekat untuk menjaga dan memastikan keamanan petani yang berkebun.
“Kami menjaga dan memastikan masyarakat aman untuk bertani. Yang jelas mereka ada di tiga kabupaten ini dan kami ada di pos-pos sekat,” katanya.
Rudy berharap tidak ada lagi masyarakat yang mau menjadi simpatisan dan menghentikan bantuan untuk para DPO MIT Poso.
“Kami tetap imbau supaya menyerahkan diri, kalau tidak kami cari sampai ketemu,” katanya.
“Intinya pengejaran ini tetap berlanjut,” ujarnya.
Baca juga: Persempit ruang gerak DPO teroris Poso, penyisiran diintensifkan