Surakarta (ANTARA News Sumsel) - Wakil Presiden M Jusuf Kalla menegaskan semua konflik di dunia bersumber dari ketidakadilan karena itu satu-satunya cara menyelesaikan konflik dengan menciptakan keadilan bagi semua pihak.
"Sumber konflik itu ketidakadilan. Ketidakadilan di bidang politik, ekonomi, sosial maupun lainnya," katanya pada pidato ilmiah seusai menerima penghargaan UNS Award 2018 "Parasamya Anugraha Dharma Krida Baraya", di Surakarta, Senin.
Penghargaan ini merupakan penghargaan tertinggi UNS di bidang sosial dan kemanusiaan.
Wapres Kalla menegaskan tugas pemimpin adalah menciptakan keadilan, termasuk kewajiban bagi dirinya untuk mewujudkan keadilan.
Wapres menceritakan niat dirinya saat menyelesaikan konflik Poso, Ambon maupun Aceh karena alasan kemanusian dan tulus iklas beribadah.
"Menyelesaikan konflik harus dengan niat tulus. Menyelesaikan konflik jangan karena berharap uang atau apapun. Kalau niatnya tidak tulus akan sulit tercapai kedamaian," kata Wapres.
Wapres menegaskan hal terpenting dalam penyelesaian konflik adalah memberikan kehormatan kepada siapapun. Intinya, tambah Jusuf Kalla, jangan ada yang merasa direndahkan.
Terkait penghargaan yang diterimana, Wapres mengatakan,"Terima kasih atas pemberian penghargaan kepada saya ini. Bagi saya bekerja di bidang sosial kemanusian itu sebagai amal ibadah kita semua,".
Rektor UNS Ravik Karsidi menjelaskan pemberian penghargaan kepada Wapres Jusuf kalla karena kepeloporannya dalam bidang sosial dan kemanusiaan termasuk sumbangan penting dalam pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia, misalnya ide awal penggabungan Kemenristek dengan Dikti.
Ravik menyebutkan sosok Wapres Jusuf Kalla bertangan dingin, gigih dan sabar dalam berkarya.
"Utamakan dialog. Senyum dapat mengalahkan kemarahan. Mengalah adalah harga yang mahal, jalan besar menuju perdamaian. Menyelesaikan konflik harus dengan tangan dingin, itu beberapa hal yang kami garisbawahi dari Jusuf Kalla dan akan kami masukkan dalam naskah akademik sebagai pembelajaran bagi mahasiswa kami," ujarnya.
(T.J004/R. Utami)
"Sumber konflik itu ketidakadilan. Ketidakadilan di bidang politik, ekonomi, sosial maupun lainnya," katanya pada pidato ilmiah seusai menerima penghargaan UNS Award 2018 "Parasamya Anugraha Dharma Krida Baraya", di Surakarta, Senin.
Penghargaan ini merupakan penghargaan tertinggi UNS di bidang sosial dan kemanusiaan.
Wapres Kalla menegaskan tugas pemimpin adalah menciptakan keadilan, termasuk kewajiban bagi dirinya untuk mewujudkan keadilan.
Wapres menceritakan niat dirinya saat menyelesaikan konflik Poso, Ambon maupun Aceh karena alasan kemanusian dan tulus iklas beribadah.
"Menyelesaikan konflik harus dengan niat tulus. Menyelesaikan konflik jangan karena berharap uang atau apapun. Kalau niatnya tidak tulus akan sulit tercapai kedamaian," kata Wapres.
Wapres menegaskan hal terpenting dalam penyelesaian konflik adalah memberikan kehormatan kepada siapapun. Intinya, tambah Jusuf Kalla, jangan ada yang merasa direndahkan.
Terkait penghargaan yang diterimana, Wapres mengatakan,"Terima kasih atas pemberian penghargaan kepada saya ini. Bagi saya bekerja di bidang sosial kemanusian itu sebagai amal ibadah kita semua,".
Rektor UNS Ravik Karsidi menjelaskan pemberian penghargaan kepada Wapres Jusuf kalla karena kepeloporannya dalam bidang sosial dan kemanusiaan termasuk sumbangan penting dalam pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia, misalnya ide awal penggabungan Kemenristek dengan Dikti.
Ravik menyebutkan sosok Wapres Jusuf Kalla bertangan dingin, gigih dan sabar dalam berkarya.
"Utamakan dialog. Senyum dapat mengalahkan kemarahan. Mengalah adalah harga yang mahal, jalan besar menuju perdamaian. Menyelesaikan konflik harus dengan tangan dingin, itu beberapa hal yang kami garisbawahi dari Jusuf Kalla dan akan kami masukkan dalam naskah akademik sebagai pembelajaran bagi mahasiswa kami," ujarnya.
(T.J004/R. Utami)