Dokter jelaskan peran histeroskopi dalam tata laksana infertilitas

id histeroskopi,infertilitas,pemeriksaan rongga rahim,polip,miom

Dokter jelaskan peran histeroskopi dalam tata laksana infertilitas

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Dr. dr. Gita Pratama, Sp.OG, Subsp. FER., M.Rep.Sc menjelaskan peran histeroskopi pada tata laksana infertilitas dalam temu media di Jakarta, Rabu (19/11/2025). ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti

Berbeda dengan Operative Hysteroscopi yang dapat dilakukan di kamar operasi dengan anestesi.

Dokter lulusan Universitas Indonesia itu menyebut prosedur ini dijalankan untuk melakukan pengangkatan atau terapi pada kelainan yang berukuran lebih besar atau memerlukan waktu yang lebih lama. Misal mioma atau septum uteri.

Pemeriksaan rongga rahim menggunakan prosedur ini menjadi sangat penting. Ia mengatakan pada masa kini telah banyak terjadi masalah pada rahim yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan hamil. Seperti kelainan rahim yang tidak bergejala. Padahal, deteksi dini dapat meningkatkan peluang kehamilan.

Adapun indikasi dilaksanakannya histeroskopi yakni jika dokter memiliki kecurigaan terhadap kelainan rongga rahim, adanya pendarahan abnormal, keguguran berulang, infertilitas yang tidak dapat dijelaskan (unexplained) dan kegagalan IVF berulang.

Gita menyampaikan beberapa penjelasan mengenai indikasi tersebut. Pada siklus menstruasi pada wanita, biasanya terjadi selama 28 sampai 30 hari sekali, dengan lama durasi satu minggu. Di luar rentang waktu itu, disebut sebagai pendarahan rahim yang abnormal atau tidak sesuai dengan siklus yang semestinya.



Ketidaknormalan juga dapat dilihat dari adanya flek yang keluar dalam waktu yang singkat, dilanjutkan dengan pendarahan banyak atau pendarahan dengan waktu yang memanjang.

"Harusnya cuma satu minggu jadi 10 hari, 15 hari, kita sarankan pasien untuk diteropong atau melakukan histeroskopi untuk mencari penyebabnya," kata dia.

Lebih lanjut pada pasien dengan keguguran berulang, kemungkinan ada masalah yang menyebabkan penempelan janin tidak normal. Tindakan ini akan membantu dokter memeriksa bentuk rahim yang dikatakannya berbeda tiap wanita.

Sedangkan kelainan yang dapat dideteksi dengan histeroskopi yaitu penyakit seperti polip rahim, miom dalam rongga rahim (mioma submukosum), perlengketan rahim atau adhesi (sindrom asherman), kelainan bentuk rahim, infeksi dinding rahim (endometrirtis) dan rongga pasca operasi seksio (niche).

"Apalagi infeksi dinding rahim (endometritis) hanya dapat didiagnosis melalui histeroskopi," kata dia.






Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Peran histeroskopi dalam tata laksana infertilitas

Pewarta :
Uploader: Aang Sabarudin
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.