Point guard itu mengambil alih peran pengatur serangan dari legenda bola basket Brasil, Marcelinho Huertas yang sudah pensiun. Kecepatan serta akurasi tembakan jarak jauh Santos menjadi senjata utama, termasuk torehan tiga kali tembakan tiga angka di final, ketika kedua tim kesulitan mencetak poin atau mengalami kebuntuan.
Sepanjang babak gugur, kontribusi Santos juga sangat menentukan. Dia mampu mencatatkan 25 poin saat Brasil mengalahkan Republik Dominika di babak perempat final, serta kembali mencetak 25 poin pada laga semifinal, sehingga berakhir dengan kemenangan dramatis melawan Amerika Serikat (AS), yang notabene adalah timnas kandidat juara.
Berkat konsistensinya, guard tersebut hanya kalah dalam efisiensi permainan dari Norchad Omier yang bermain untuk Timnas Nikaragua dan Ismael Romero (Puerto Riko).
Dia menempati posisi ketiga dengan catatan 20,0 poin efisiensi per laga, yang sekaligus menegaskan statusnya sebagai salah satu guard terbaik di Benua Amerika.
Brasil sendiri menutup turnamen dengan catatan lima kemenangan dan satu kekalahan, serta berhasil merebut kembali supremasi bola basket Amerika Selatan dari tangan Argentina.
Gelar itu semakin istimewa bagi Yago Santos yang tampil sebagai pemimpin baru di tim nasional, setelah berhasil membawa Selecao mengakhiri penantian panjang mereka di AmeriCup.
Melalui gelar MVP, dia tidak hanya mengukir sejarah pribadi, tetapi juga menegaskan peran penting generasi baru pebasket Brasil dalam menjaga tradisi prestasi di pentas internasional.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Yago Santos dinobatkan sebagai MVP FIBA AmeriCup 2025
