Dinkes OKU jemput bola pemberian imunisasi polio

id Imunisasi polio, jemput bola, penyakit kelumpuhan, PIN Polio, Dinkes OKU

Dinkes OKU jemput bola pemberian  imunisasi polio

Seorang anak di Kabupaten OKU diberi imunisasi polio tahap II, Senin. (ANTARA/Edo Purmana)

Baturaja (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan melakukan upaya jemput bola untuk mengejar target 100 persen pemberian imunisasi polio tahap II dalam Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahun 2024.

Subkordinator Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) OKU Muhammad Yunius di Baturaja, Senin mengatakan bahwa secara umum pemberian imunisasi polio tahap II bagi anak usia 0 sampai 7 tahun 11 bulan di wilayahnya sudah melebihi target nasional yaitu mencapai 96,3 persen.

"Berdasarkan data per 5 September 2024 tercatat sebanyak 51.625 anak di OKU yang telah diberi imunisasi dari 53.603 target sasaran atau 96,3 persen," katanya. Meskipun telah melebihi target nasional, kata dia, pemberian imunisasi terus digulirkan untuk memastikan seluruh anak di Kabupaten OKU mendapat vaksin polio dua tahap agar terhindar dari penyakit kelumpuhan.

"Target kami program PIN Polio di Kabupaten OKU mencapai target 100 persen sebelum akhir September 2024," tegasnya.

Untuk mengejar target tersebut pihaknya melakukan upaya jemput bola ke rumah-rumah warga di wilayah perkotaan hingga pelosok desa guna memberikan imunisasi polio dari tetes mulut secara gratis.

Tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan OKU juga mengunjungi panti-panti asuhan di wilayah itu, termasuk anak-anak penyandang disabilitas pun tak luput dari sasaran program tersebut.

"Mungkin anak-anak di panti asuhan dan penyandang disabilitas kesulitan untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan sehingga kami datangi langsung untuk diberi imunisasi polio," jelasnya.

Menurut dia, pemberian imunisasi tersebut sangat penting karena polio merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kelumpuhan seumur hidup bagi penderitanya.

"Penyakit polio ini tidak bisa diobati, namun bisa dicegah dengan imunisasi agar anak terhindar dari penyakit kelumpuhan permanen," ujarnya.