Penyakit otot sarkopenia, ini cara cegahnya
"Jadi orang kebalik sekarang ini kan dengan bertambah usia makin sedikit aktivitasnya, jenis olahraganya juga makin sedikit. Padahal justru sarannya WHO harus semakin banyak variasinya," kata Nina.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan geriatri dari RS. Cipto Mangunkusumo itu juga mengingatkan untuk mengonsumsi makanan kaya protein berkualitas tinggi yang bersumber dari daging, telur, serta kacang-kacangan.
"Protein dengan nilai biologis tinggi atau protein yang kualitas tinggi artinya dia itu asam amino esensial yang harus disuplai dari luar, tidak dibentuk sendiri oleh badan. Bersumber dari daging ikan, daging sapi, daging ayam, telur, dan aneka kacang-kacangan," imbuhnya.
Untuk mendeteksi gejala penyakit sarkopenia, Nina menyebutkan terdapat dua metode yang bisa digunakan. Metode pertama adalah dengan memeriksa ukuran lingkar betis.
"Kalau laki-laki di bawah 34 centimeter lingkar betisnya dan perempuan di bawah 33 centimeter itu harus diperiksa," kata Nina.
Metode kedua adalah melakukan pemeriksaan medis jika telah mengalami beberapa gejala seperti mudah lelah saat melakukan kegiatan yang membutuhkan kekuatan otot dan berkurangnya berat badan.
Pada Minggu, PERGEMI mengadakan acara peringatan Hari Sarkopenia Sedunia 2023 yang jatuh pada 4 Juli 2023 di kawasan Car Free Day Sudirman, Jakarta Pusat.
Acara tersebut diisi oleh rangkaian acara menarik sekaligus mengedukasi seperti fun walk, flashmob, senam bersama, dan sesi diskusi kesehatan. Dalam acara tersebut para peserta juga dapat melakukan cek kesehatan gratis.
"Peringatan perdana Hari Sarkopenia Sedunia 2023 di Indonesia ini diharapkan menjadi momentum bersama agar kita lebih memperhatikan kesehatan otot dengan dimulai dari penerapan gaya hidup sehat sejak usia dini. Mari bersama-sama kita mencegah terjadinya sarkopenia sedini mungkin agar kualitas hidup kita tetap baik di usia senja," pungkas Nina.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ahli bagikan kiat cegah penyakit otot sarkopenia