Jakarta (ANTARA) - Spesialis kedokteran olahraga Dr. Michael Triangto, SpKO dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) menyarankan kepada pengidap hipertensi agar memilih olahraga dengan intensitas ringan.
Ia mengatakan, sebenarnya berbagai jenis olahraga bagus untuk jantung dan tekanan darah, namun jika dipaksakan berpotensi menaikkan tekanan darah sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan kematian.
Oleh karenanya, penderita hipertensi harus memilih jenis olahraga yang sesuai. Sebab saat tubuh bergerak, jantung akan dipaksa berdenyut lebih kuat, dan menaikkan tekanan darah. Setelah selesai olahraga, denyut nadi akan berkurang, dengan demikian tekanan darah jadi lebih terkontrol.
Untuk penderita hipertensi, jenis olahraga yang dianjurkan adalah aerobic atau disebut juga kardio (kardiorespirasi). Jenis ini memiliki gerakan yang berulang-ulang, intensitas ringan dan waktu melakukannya panjang.
"Jalan cepat, jogging, bersepeda, berenang. Itu adalah jenis-jenis olahraga yang dapat digunakan untuk membantu mengontrol atau menurunkan tekanan darah yang tinggi," kata dr. Michael dalam keterangan resminya, Jumat.
dr. Michael mengatakan untuk menentukan waktu olahraga bukan berdasarkan pagi, siang, sore atau malam. Namun yang harus diperhatikan adalah durasinya dan tidak membuat terasa terburu-buru.
WHO menganjurkan untuk berolahraga 150 menit per minggu atau dipecah menjadi 30 menit sehari. Durasi ini pun bisa dibagi lagi menjadi 10 menit di pagi hari, 10 menit pada sore dan 10 menit di malam hari.
"Tapi untuk penderita hipertensi harus dibuat penyesuaian sesuai kemampuannya. Olahraga 30 menit itu tidak lama, tapi mungkin dia tidak sanggup. Kita lihat, kemampuannya berapa lama? Misalnya 15 menit tidak apa-apa tapi naikkan secara bertahap," kata dr. Michael.
Untuk mencegah terjadinya masalah saat berolahraga, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penderita hipertensi seperti jangan berolahraga saat sakit kepala. Biasakan untuk mengukur denyut nadi atau tekanan darah dengan device tertentu, dan lihat catatannya di aplikasi ponsel atau pakai tensimeter digital.
Jika biasanya tekanan darah anda 120 lalu menjadi 160, jangan dulu berolahraga. Begitu juga dengan denyut nadi, jika biasanya 80-an, tapi menjadi 90-100, lebih baik tangguhkan dulu olahraganya dan konsultasi pada dokter.
"Konsultasi kan sekarang bisa via online. Jadi kita tahu kondisi kita bagaimana dan apakah layak untuk berolahraga. Jangan memaksakan diri," kata dr. Michael.
Selain memeriksa tekanan darah dan denyut nadi, penderita hipertensi juga harus rutin melakukan pencatatan. Dari catatan itu bisa dibuat grafiknya, apakah kondisinya jadi lebih baik.
Berita Terkait
Studi sebut olahraga 15 menit dapat tingkatkan kekebalan tubuh
Selasa, 9 April 2024 9:06 Wib
Ini harga celana tinju Muhammad Ali yang akan dilelang
Jumat, 5 April 2024 12:25 Wib
MU lirik eksekutif Southampton isi jabatan direktur olahraga
Selasa, 2 April 2024 16:10 Wib
Ajak anaklakukan aktivitas fisik 3 jam sehari untuk tumbuh kembangnya
Selasa, 2 April 2024 11:39 Wib
Aceh harapkan BSI beri pelayanan terbaik pada PON
Selasa, 19 Maret 2024 21:12 Wib
Jadwal Minggu: All Indonesian Final tunggal putra All England 2024
Minggu, 17 Maret 2024 9:48 Wib
Delapan wakil Indonesia di 16 besar All England
Kamis, 14 Maret 2024 10:42 Wib
Puasa tak berarti berhenti olahraga
Selasa, 12 Maret 2024 10:59 Wib