Ini dia tampilan baru Museum SMB II Palembang

id museum smb 2 sriwijaya,museum,Sultan Mahmud Badaruddin

Ini dia tampilan baru Museum SMB II Palembang

Lukisan Ratu Sinuhun menjadi koleksi baru Museum SMB II Palembang, Jumat(12/10) (ANTARA News Sumsel/Aziz Munajar/Erwin Matondang/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang punya tampilan baru paska direnovasi, beberapa koleksi baru menghiasi ruang depan dan terdapat perubahan pada ruangan. 

Pengunjung yang ingin masuk sekarang bisa mendapatkan tiket di lantai 1 dengan harga Rp1.000 - Rp20.000, setelah membayar tiket, pengunjung akan mendapatkan pembukus alas kaki agar bisa masuk museum tanpa harus membuka sepatu, berbeda sebelum renovasi dimana pengunjung diwajibkan melepas alas kaki. 

"Itu inovasi baru dari pihak museum, kebijakan itu baru berlaku paska asian games, dulu banyak atlet yang tidak mau masuk ke museum karena tak mau lepas sepatu, akhirnya dicoba pakai pembungkus sepatu, jadi pengunjung tak perlu repot lepas alas kaki," kata staff Museum SMB II Kiki Fitria, Jumat. 

Pintu masuk pertama berada di lantai dua, pengunjung akan langsung disambut koleksi baru museum yakni lukisan Ratu Sinuhun yang merupakan penulis Kitab Simbur Cahaya, dimana berisi undang-undang tertulis perpaduan antara hukum adat  dengan ajaran Islam, Ratu Sinuhun diperkirakan lahir di Palembang sekitar akhir abad ke-16 dan wafat tahun 1642M. 

Di ruang yang sama juga terdapat koleksi baru yakni guci dan piring hasil temuan di dasar Sungai Musi wilayah 3 Ilir Palembang, di duga guci serta piring tersebut merupakan peninggalan Dinasti Ming. 

Lanjut ke ruang 2, terdapat pameran baju Sultan dan lukisan simbol Kesultanan Palembang yang sempat hilang pada masanya, dan baru diperlihatkan kembali paska kemerdekaan Indonesia. 

Di ruang 3 terdapat lukisan Sultan Mahmud Badaruddin II lengkap dengan bermacam-macam meriam dan senjata keris maupun pedang yang digunakan pada masa Kesultanan Palembang. 

Masuk ke ruang 4 pengunjung disuguhkan lukisan peperangan di Palembang masa kolonial dan lukisan proses pengasingan Sultan Mahmud Badaruddin II ke Ternate, di ruang itu pula terdapat kursi meja tamu Giwang serta botol-botol minuman masa penjajahan Belanda. 

Di ruang 5 terdapat replika baju pengantin, kursi pelaminan, dan kamar pengantin khas adat Palembang, hanya ruangan ini yang nampak tidak mengalami perubahan. 

Sementara masuk keruangan selanjutnya, pengunjung akan bertemu dengan tangga turun, dimana sebelum Asian Games tangga tersebut ditutup alias tidak bisa dilewati dan menjadi ujung ruangan, namun paska renovasi, pengunjung bisa langsung turun ke bawah. 

Sesampainya di ruang bawah pengunjung disuguhkan gambar beragam jenis kain songket, sewet dan batik lokal, ada juga Gedogan, yakni alat pembuat kain songket, serta terakhir terdapat miniatur rumah limas serta Masjid Agung Palembang. 

"Sebenarnya masih ada ruangan yang akan di pugar lagi, namun nampaknya belum bisa di realisasikan dalam waktu dekat, yang jelas dengan direnovasinya museum ini kami berharap akan lebih banyak mendatangkan pengunjung," ujar Kiki. 

Mengenai tarif masuk pihaknya tetap memberlakukan harga lama yakni kategori pelajar Rp1.000, mahasiswa Rp2.000, wisatawan umum domestik Rp5.000, dan mancanegara Rp20.000.