Jakarta (ANTAR Sumsel) - Belakangan ini beredar informasi melalui
aplikasi pesan instan WhatsApp soal larangan memanaskan nasi terus
menerus dalam rice cooker karena bisa memicu diabetes bahkan kanker. Benarkah hal ini?
Pakar
gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Saptawati
Bardosono, M.Sc mengakui bahwa nasi memang memiliki nilai indeks
glikemik tinggi dan bisa meningkatkan atau bahkan menurunkan kadar gula
darah secara cepat.
Memasak nasi terlalu lama misalnya dalam rice cooker menyebabkan terjadinya gelatinisasi yang salah satunya meningkatkan nilai indeks glikemik.
"Nasi
memiliki nilai indeks glikemik yang tinggi sehingga dapat meningkatkan
kadar gula darah dengan cepat. Bila terlalu lama dimasak akan
menyebabkan proses gelatinisasi sehingga akan menurunkan kadar seratnya
dan meningkatkan nilai indeks glikemik," ujar dia kepada ANTARA
belum lama ini.
Makanan yang memiliki tingkat glikemik tinggi
dapat memicu penyakit diabetes dalam jangka panjang. Beberapa penelitian
juga mengaitkan indeks glikemik tinggi dengan obesitas, penyakit
jantung, dan beberapa jenis kanker.
Oleh karenanya, Tati menyarankan memasak nasi untuk segera dikonsumsi, bukannya dipanaskan terus menerus.
"Dengan
mendinginkan nasi maka proses tersebut dapat dihentikan sehingga tidak
akan meningkatkan indeks glikemik. Nasi sekali masak untuk langsung
dikonsumsi," kata dia.
Berita Terkait
Bupati OKI pantau langsung penanganan wabah penyakit kerbau
Kamis, 18 April 2024 8:04 Wib
Ratusan kerbau di OKI mati mendadak diduga terjangkit virus SE
Rabu, 17 April 2024 10:33 Wib
WBP Lapas Perempuan Palembang berobat ke klinik keluhkan penyakit usai Lebaran
Selasa, 16 April 2024 2:40 Wib
Dinas Ketahanan Pangan Sumsel kendalikan virus SE untuk kerbau di OKI
Selasa, 16 April 2024 1:10 Wib
Pemkab OKI vaksin ratusan kerbau cegah wabah penyakit ngorok
Senin, 8 April 2024 16:06 Wib
Balai Karantina Sumsel gelar operasi patuh karantina di Pelabuhan Tanjung Api Api
Kamis, 4 April 2024 23:55 Wib
Waspadai gejala Flu Singapura menular anak
Selasa, 2 April 2024 16:02 Wib
Anak perempuan lebih rentan mengalami gangguan dismorfik tubuh
Senin, 1 April 2024 10:09 Wib