Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar meminta seluruh peserta pelatihan program Transformasi Kampung Terpadu (TEKAD) untuk mempraktikkan materinya agar berkontribusi positif bagi pengembangan ekonomi di desa.
"Banyak sekali kita melaksanakan pelatihan, tapi sering kali setelah pelatihan selesai, ya selesai. Ini tidak boleh terjadi di program TEKAD," ujar Mendes PDTT dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Dalam kegiatan pelatihan penguatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Lembaga Ekonomi Lainnya di Kabupaten Raja Ampat, Selasa (14/11), ia menyampaikan program TEKAD hanya dilaksanakan untuk desa di wilayah Indonesia timur. Oleh karena itu, kegiatan ini diharapkan dapat diikuti dan dikelola dengan serius.
Untuk menyukseskan program ini, ia mengatakan, pihaknya telah membentuk program Strategic Policy Unit (SPU) yang mempunyai tugas khusus untuk mengawal seluruh program TEKAD.
"Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah Indonesia Timur," ujar Gus Halim, demikian ia biasa disapa.
Dalam kesempatan itu, Gus Halim juga memberikan bantuan pelaksanaan Demonstrasi Plot (Demplot) program TEKAD tahun anggaran 2023 sebesar Rp1,9 miliar kepada 19 kelompok di 19 Kampung Kabupaten Raja Ampat.
Ia mengemukakan Demplot merupakan salah satu program kerja TEKAD yang bekerja sama antara Kemendes PDTT dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) dengan sasaran desa-desa di kawasan Indonesia Timur.
Sebagai informasi, Program TEKAD dilaksanakan di 1.110 desa pada 25 kabupaten di sembilan provinsi wilayah Timur Indonesia yaitu Provinsi Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur.
Adapun tujuan program TEKAD adalah untuk memberdayakan masyarakat desa agar mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang cepat, berkelanjutan, menciptakan dan memperluas kesempatan ekonomi, serta memastikan akses yang lebih luas bagi semua lapisan masyarakat (inklusif) di Indonesia Timur.
"Banyak sekali kita melaksanakan pelatihan, tapi sering kali setelah pelatihan selesai, ya selesai. Ini tidak boleh terjadi di program TEKAD," ujar Mendes PDTT dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Dalam kegiatan pelatihan penguatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Lembaga Ekonomi Lainnya di Kabupaten Raja Ampat, Selasa (14/11), ia menyampaikan program TEKAD hanya dilaksanakan untuk desa di wilayah Indonesia timur. Oleh karena itu, kegiatan ini diharapkan dapat diikuti dan dikelola dengan serius.
Untuk menyukseskan program ini, ia mengatakan, pihaknya telah membentuk program Strategic Policy Unit (SPU) yang mempunyai tugas khusus untuk mengawal seluruh program TEKAD.
"Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah Indonesia Timur," ujar Gus Halim, demikian ia biasa disapa.
Dalam kesempatan itu, Gus Halim juga memberikan bantuan pelaksanaan Demonstrasi Plot (Demplot) program TEKAD tahun anggaran 2023 sebesar Rp1,9 miliar kepada 19 kelompok di 19 Kampung Kabupaten Raja Ampat.
Ia mengemukakan Demplot merupakan salah satu program kerja TEKAD yang bekerja sama antara Kemendes PDTT dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) dengan sasaran desa-desa di kawasan Indonesia Timur.
Sebagai informasi, Program TEKAD dilaksanakan di 1.110 desa pada 25 kabupaten di sembilan provinsi wilayah Timur Indonesia yaitu Provinsi Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur.
Adapun tujuan program TEKAD adalah untuk memberdayakan masyarakat desa agar mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang cepat, berkelanjutan, menciptakan dan memperluas kesempatan ekonomi, serta memastikan akses yang lebih luas bagi semua lapisan masyarakat (inklusif) di Indonesia Timur.