Ramallah, Tepi Bart (Antara/Xinhua-OANA) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang juga Ketua Komite Pelaksana Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), pada Senin malam (30/4) mengatakan takkan ada negara Palestina tanpa Jalur Gaza.

Pernyataan Abbas itu dikeluarkan dalam pidato yang ia sampaikan dalam upacara pembukaan Dewan Nasional Palestina (PNC), Parlemen PLO di pengasingan.

Pertemuan tersebut diadakan, untuk pertama kali sejak 2009, di Kota Ramallah Tepi Barat Sungai Jordan selama empat hari guna membahas hubungan Palestina dengan Israel dan Amerika Serikat, serta kondisi internal Palestina.

Abbas memulai pidatonya dengan mengatakan "takkan ada perdamaian tanpa Jerusalem, Ibu Kota Negara Palestina", demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi. Ia merujuk kepada pernyataan Presiden AS Donald Trump pada 6 Desember 2017 bahwa Jerusalem "adalah ibu kota negara Israel".

Ketua Parlemen Palestina Salim Zanoun membuka sidang pertama dengan melantunkan lagu nasional Palestina dan memuji semangat rakyat Palestina yang tewas dalam konflik dengan Israel.

Presiden Abbas, yang menghadiri sidang pembukaan, dijadwalkan berpidato di Dewan itu dengan pidato yang ditayangkan oleh Stasiun Televisi Satelit Palestina.

Zanoun menyatakan salah satu usul Dewan Nasional ialah penyelenggaraan pemilihan umum bagi anggota parlemen dan Presiden Negara Palestina.

Pada Jumat (27/4), utusan Palestina di PBB mendesak komisi internasional agar melakukan penyelidikan yang independen dan transparan mengenai konflik baru-baru ini yang berlangsung di sepanjang perbatasan Jalur Gaza-Israel.

"Mari lah kita memiliki komisi independen untuk datang dan menyelidiki guna mengetahui siapa yang melanggar hukum internasional, untuk mengetahui siapa yang sebenar penjahat," kata Riad Mansour kepada wartawan sehari setelah debat terbuka mengenai Timur Tengah di Dewan Keamanan PBB. Dalam acara itu, ia mengatakan mayoritas delegasi memperlihatkan dukungan kuat buat Palestina.

Menjelang pernyataan Mansour, kerusuhan meletus pada Jumat dalam pertemuan terbukan Palestina di dekat perbatasan Israel; tiga orang Palestina tewas dan lebih dari 880 orang lagi cedera, kata Kementerian Kesehatan Palestina.

Pertemuan terbuka tersebut adalah bagian dari gerakan yang lebih luas yang diberi nama "Pawai Akbar Kepulangan", yang digelar setiap Jumat selama enam pekan belakangan. Puluhan orang Palestina telah tewas dalam protes itu dan ribuan orang lagi cedera. Penyelnggara protes telah mengatakan demonstrasi tersebut akan berlanjut sampai pertengah Mei.

Banyak saksimata mengatakan demonstran Palestina melempar baru ke arah pasukan Israel, dan tentara Israel membalas dengan menembakkan gas air mata serta peluru karet dan bahkan peluru aktif.

Mansour, yang mengutuk kekejaman dan kejahatan terhadap warga sipil Palestina, mengatakan perbuatan pasukan Israel mesti dihentikan dan para pelanggar hak asasi manusia diseret ke pengadilan.

Pewarta : -
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024