Palembang (Antarasumsel.com) - Badan Ekonomi Kreatif menggelar "Bekraf Developer Day" di Palembang, Minggu, yang diikuti ratusan generasi muda bertujuan untuk mendorong mereka semakin kreatif dengan gagasan terkait konten digital.
Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari mengatakan
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menilai perkembangan kualitas konten digital banyak mengalami perkembangan yang signifikan.
Tak hanya itu, Bekraf juga bangga karena kalangan muda menjadi penggagasnya.
Untuk itu, Bekraf bertekad mengisi kekosongan skill antara pendidikan dan industri melalui pelaksanaan Bekraf Developer Day (BDD) di beberapa kota besar di Indonesia. .
BDD Palembang yang diikuti oleh ratusan peserta tersebut menjadi ajang interaksi antara praktisi industri digital yang sudah sangat berpengalaman dengan developer pemula.
Bekraf sebagai bagian dari pemerintah memberikan stimulasi dan pendampingan bagi developer muda yang memang serius untuk mengembangkan ide-idenya. Sehingga, BDD diharapkan bisa melahirkan banyak tenaga kerja yang sesuai kebutuhan industri serta semakin bertambahnya produk-produk ekonomi kreatif digital.
Hari Santosa Sungkari mengatakan Indonesia memiliki prospek yang sangat cerah dalam bidang industri digital. Tak hanya dari sisi kuantitas developer yang sangat banyak, pegiat teknologi digital juga semakin kreatif dan beragam.
"Yang menarik, perkembangan teknologi digital banyak mengambil konsep dari kearifan lokal. Nah, konsep inilah yang jarang dimiliki oleh industri digital negara lainnya," kata dia.
Hari mencontohkan bagaimana perkembangan perusahaan Go-Jek, layanan aplikasi transportasi yang semakin berkembang dengan pesat. Malah, lanjut Hari tak hanya layanan aplikasi, perusahaan yang kini bernilai triliunan rupiah tersebut juga memberikan menjadi pilihan layanan yang tidak hanya transportasi tapi menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat, seperti layanan belanja, isi pulsa telepon hingga layanan kecantikan dan kebutuhan kendaraan.
Melalui BDD ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi para pelaku developer, menciptakan ekosistem bagi para pelaku di subsektor aplikasi, game, web dan IOT serta kolaborasi para developer dalam suatu platform.
Sementara, Ketua Asosiasi Game (AGI) Indonesia Narenda Wicaksono mengatakan, pihaknya sangat senang melihat antusiasme peserta dalam setiap penyelenggaraan BDD. Bahkan, menurut Narenda BDD tak hanya diikuti oleh peserta peminat permainan digital dan animasi namun juga oleh diikuti usaha digital secara serius.
Oleh karena itu, Narenda melalui AGI peserta yang memang sudah merintis terus melakukan terobosan untuk menambah wawasan dan pengetahuan anggotanya.
"Beberapa fokus yang sedang dikembangkan adalah kurikulum pelatihan, inkubasi bisnis yang mempertemukan antara developer lokal dengan industri serta pemasaran produk-produk lokal. Saat ini sudah bergabung 200 developer dan akan terus bertambah," kata dia.
Acara yang mengusung tema "Membangun Kemandirian Bangsa melalui Digital" ini merupakan kerjasama Bekraf dan Dicoding dengan dukungan Asosiasi Game Indonesia, Codepolitan, Dicoding Elite, Google, IBM Indonesia, Intel Innovator, Komunitas ID-Android, Microsoft Indonesia, Samsung, dan perusahaan teknologi lainnya di Indonesia.
Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari mengatakan
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menilai perkembangan kualitas konten digital banyak mengalami perkembangan yang signifikan.
Tak hanya itu, Bekraf juga bangga karena kalangan muda menjadi penggagasnya.
Untuk itu, Bekraf bertekad mengisi kekosongan skill antara pendidikan dan industri melalui pelaksanaan Bekraf Developer Day (BDD) di beberapa kota besar di Indonesia. .
BDD Palembang yang diikuti oleh ratusan peserta tersebut menjadi ajang interaksi antara praktisi industri digital yang sudah sangat berpengalaman dengan developer pemula.
Bekraf sebagai bagian dari pemerintah memberikan stimulasi dan pendampingan bagi developer muda yang memang serius untuk mengembangkan ide-idenya. Sehingga, BDD diharapkan bisa melahirkan banyak tenaga kerja yang sesuai kebutuhan industri serta semakin bertambahnya produk-produk ekonomi kreatif digital.
Hari Santosa Sungkari mengatakan Indonesia memiliki prospek yang sangat cerah dalam bidang industri digital. Tak hanya dari sisi kuantitas developer yang sangat banyak, pegiat teknologi digital juga semakin kreatif dan beragam.
"Yang menarik, perkembangan teknologi digital banyak mengambil konsep dari kearifan lokal. Nah, konsep inilah yang jarang dimiliki oleh industri digital negara lainnya," kata dia.
Hari mencontohkan bagaimana perkembangan perusahaan Go-Jek, layanan aplikasi transportasi yang semakin berkembang dengan pesat. Malah, lanjut Hari tak hanya layanan aplikasi, perusahaan yang kini bernilai triliunan rupiah tersebut juga memberikan menjadi pilihan layanan yang tidak hanya transportasi tapi menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat, seperti layanan belanja, isi pulsa telepon hingga layanan kecantikan dan kebutuhan kendaraan.
Melalui BDD ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi para pelaku developer, menciptakan ekosistem bagi para pelaku di subsektor aplikasi, game, web dan IOT serta kolaborasi para developer dalam suatu platform.
Sementara, Ketua Asosiasi Game (AGI) Indonesia Narenda Wicaksono mengatakan, pihaknya sangat senang melihat antusiasme peserta dalam setiap penyelenggaraan BDD. Bahkan, menurut Narenda BDD tak hanya diikuti oleh peserta peminat permainan digital dan animasi namun juga oleh diikuti usaha digital secara serius.
Oleh karena itu, Narenda melalui AGI peserta yang memang sudah merintis terus melakukan terobosan untuk menambah wawasan dan pengetahuan anggotanya.
"Beberapa fokus yang sedang dikembangkan adalah kurikulum pelatihan, inkubasi bisnis yang mempertemukan antara developer lokal dengan industri serta pemasaran produk-produk lokal. Saat ini sudah bergabung 200 developer dan akan terus bertambah," kata dia.
Acara yang mengusung tema "Membangun Kemandirian Bangsa melalui Digital" ini merupakan kerjasama Bekraf dan Dicoding dengan dukungan Asosiasi Game Indonesia, Codepolitan, Dicoding Elite, Google, IBM Indonesia, Intel Innovator, Komunitas ID-Android, Microsoft Indonesia, Samsung, dan perusahaan teknologi lainnya di Indonesia.