BMKG: Hotspot Sumsel bukan di lahan gambut

id bmkg, titik panas, api, Kepala Seksi Informasi dan Observasi BMKG Sumsel, Agus Santosa

BMKG: Hotspot Sumsel bukan di lahan gambut

Ilustrasi-Kebakaran lahan di Desa Pulo Geronggang, Kab Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel (Foto Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/15/den)

Palembang (ANTRA Sumsel) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan (Sumsel) menyatakan titik panas (hotspot) di daerah itu terdeteksi bukan di lahan gambut tapi di sejumlah lahan mineral wilayah kabupaten/kota.

Kepala Seksi Informasi dan Observasi BMKG Sumsel Agus Santosa di Palembang, Rabu, mengatakan meski terjadi di lahan mineral tapi tetap harus diwaspadai karena bisa merambat ke lahan gambut.

"Pada Selasa (6/9) terdeteksi melalui satelit terdapat 19 hotspot. Ini sedikit mencoreng performa Sumsel karena sebelumnya hampir dua pekan dalam kondisi aman," kata dia.

Titik api/panas di Sumsel menurun drastis pada akhir Agustus 2016 bahkan sempat tidak ada karena adanya pengaruh cuaca yang memasuki musim hujan.

Data BMKG mengenai sebaran hotspot pada 6 September 2016 diketahui di Empat Lawang 1, Musi Banyuasin 1, Ogan Komering Ulu 2

Penukal Abab Lematang Ilir 2, Musi Rawas Utara 6, Musi Rawas 7,

Ia menduga titik api itu berasal dari lahan pertanian yang akan ditanami lagi sehingga pada sore hari sudah lenyap.

Oleh karena itu, petugas harus tetap mengawasi untuk menjaga performa dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan di Sumsel.

"Jika tidak ada hujan dalam dua hari tetap harus waspada, karena saat ini masih fase awal musim hujan dengan intensitas hujan masih rendah dan tidak merata. Nanti pada Oktober baru benar-benar musim hujan karena sudah ada pengaruh angin barat," kata dia.

Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin menerbitkan status siaga darurat bencana asap sejak Maret 2016 untuk lebih dini dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Pencegahan karhutla menjadi perhatian Sumsel setelah pada 2015 dunia memberikan perhatian serius atas terbakarnya 736.563 hektare lahan di daerah itu yang berujung pada bencana kabut asap.