Kemendikbud produksi film dokumenter Bung Karno

id bung karno, film bung karno, film sejarah pembuangan bung karno

Kemendikbud produksi film dokumenter Bung Karno

Rumah Kediaman Bung Karno selama pengasingan di Bengkulu 1938-1942 (Foto Antarasumsel.com/13/Awi)

Bengkulu (ANTARA Sumsel) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memproduksi film drama dokumenter tentang sejarah pembuangan Bung Karno di empat provinsi di Tanah Air, termasuk Bengkulu.

"Kami memproduksi tiga film drama dokumenter tahun ini, salah satunya film berjudul 'Soekarno'," kata Kepala Seksi Literasi dan Apresiasi Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Rita Siregar di Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan hal itu saat diskusi kelompok terpadu fasilitasi produksi film "Soekarno" bersama tokoh masyarakat Bengkulu dan rumah produksi PT Cahaya Kristal Media Utama.

Sejumlah tokoh masyarakat yang hadir dalam diskusi terpadu tersebut antara lain mewakili keluarga Ibu Fatmawati yakni Razianova Gafur, penulis buku tentang Bung Karno Agus Setyanto, Ketua Yayasan Lembak, Usman Yasin dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya Syukur Alwi dan Rustam Efendi.

"Diskusi ini sangat hidup, padat dan mendukung kebutuhan dalam riset sejarah tentang film ini, terutama selama pengasingan di Bengkulu," tuturnya.

Ia mengatakan selain film Soekarno, Kemendikbud juga memproduksi film tentang perang dunia II Morotai dan film 10 November.

Film Soekarno dan 10 November mulai diproduksi pertengahan September 2013, dan diharapkan pada November 2013 sudah tayang.

Rita mengatakan film drama dokumenter produksi Kemendikbud mengandung tiga unsur penting yakni nilai budaya, kearifan lokal dan karakter bangsa.

Sutradara film Soekarno Viva Westi mengatakan terdapat empat provinsi pengambilan gambar untuk film ini yakni Bandung, Surabaya, Ende, Nusa Tenggara Timur dan Bengkulu.

"Semua lokasi di mana Bung Karno menjalani pembuangan tidak sama lagi, jadi kru artistik kami akan membuat set sendiri," ujarnya.

Ia mengatakan film berdurasi 100 menit itu akan mengambil setting terbanyak di Ende, Nusa Tenggara Timur.

Masa pembuangan atau pengasingan Bung Karno yang didokumenterkan adalah kurun waktu 1934 hingga 1938.

"Karena itu dalam film ini, tokoh Fatmawati tidak dimunculkan," ucapnya.

Untuk pemeran utama Bung Karno, kandidat sementara adalah artis Baim Wong dan pemeran Inggit Ganarsih yakni Ria Irawan.