Pengembangbiakan sapi teknologi kawin suntik belum efektif

id sapi, sapi kawin suntik

Pengembangbiakan sapi teknologi kawin suntik belum efektif

Pengembangbiakan sapi (FOTO ANTARA)

Musirawas, Sumsel (ANTARA Sumsel) - Pengembangbiakan ternak sapi yang menggunakan teknologi kawin suntik di Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan dinilai belum efektif karena hasilnya lebih banyak sapi jantan daripada betina.

Akibatnya pembibitan ternak sapi di Tanah Air belum menguntungkan dalam pengembangbiakan ternak nasional karena masih menjadi ajang bisnis pengusaha, kata Bupati Musirawas Ridwan Mukti di Muara Beliti (Ibu kota Kabupaten Musirawas), Sabtu.

Menurut dia, populasi ternak sapi ke depan tidak berkembang sesuai harapan untuk mendukung swasembada daging nasional dan masih ketergantungan memasok dari luar.

Dia mencontohkan, setiap kelompok tani di wilayahnya mendapat bantuan sepuluh ekor sapi terdiri atas sembilan ekor betina dan satu ekor jantan.

Setelah beranak dari sembilan ekor sapi betina itu melahirkan sapi jantan, uniknya ke sembilan sapi betina itu tidak beranak lagi dan akhirnya dipotong.

Dengan demikian populasi ternak sapi ke depan terhenti dan kembali dianggarkan tahun berikutnya untuk membeli pasokan sapi dari luar daerah atau negara dengan jumlah banyak.

Mestinya pengembangbiakan sapi itu lebih efektif melalui kelahiran sapi betina seperti ternak sapi kampung.

"Saya memerintahkan pada instansi terkait untuk menghitung berapa ekor idealnya setiap kepala keluarga (KK) untuk memelihara sapi, sehingga populasi sapi bisa meningkat dan memenuhi target swasembada daging nasional," ujarnya.

Ternyata kelahiran sapi jantan menjadi keluhan petani ternak di daerahnya dan sekarang tengah mencari solusi dengan mendatangkan ahli ternak dari Perguruan Tinggi Brawijaya, Jatim.

Seorang tenaga ahli ternak dari Brawijaya, Agus mengatakan, kelahiran sapi jantan di Kabupaten Musirawas dikeluhkan banyak petani ternak setempat.

Sebab bibit sapi dibeli dari Lampung bahkan Australia, karena setelah dipelihara dan melahirkan sapi jantan, sedangkan harapan petani adalah sapi betina untuk mengembangkan ternak mereka.

"Kami tengah meniliti teknologi moderen seperma kawin suntik terhadap ternak sapi tersebut sehingga tuntutan petani bisa tercapai," ujarnya.