Indeks pembangunan manusia Sumatera Selatan meningkat jadi 74,76 persen tahun 2025

id Pemprov Sumsel, ipm, indek pembangunan manusia, pembangunan, tingkatkan, indeks pembangunan, manusia

Indeks pembangunan manusia Sumatera Selatan meningkat jadi 74,76 persen tahun 2025

Gubernur Sumsel Herman Deru. ANTARA/Yudi Abdullah

Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berhasil meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada 2025 menjadi 74,76, meningkat 0,92 poin atau 1,25 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 73,84 persen.

"Peningkatan IPM tersebut ditopang beberapa indikator, selain faktor kesehatan juga ada faktor ekonomi dan dimensi pengetahuan," kata Gubernur Sumsel Herman Deru, di Palembang, Kamis.

Dia menjelaskan, IPM tersebut pada 2026 diupayakan meningkat lebih tinggi lagi dengan memperbaiki indikator penopang.

Kemudian menyusun program pembangunan dan peningkatan kesejahteraan prioritas yang bisa mendukung upaya Pemprov Sumsel meningkatkan IPM.

Nilai IPM yang tinggi menandakan keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu daerah, oleh karena itu pihaknya terus berupaya meningkatkannya, katanya.

Menurut dia, IPM adalah indikator yang mengukur pembangunan manusia dari tiga dimensi dasar yakni umur panjang dan hidup sehat, meningkatkan angka harapan hidup saat lahir.

Dimensi pengetahuan yakni meningkatkan harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, serta standar hidup layak dengan meningkatkan pengeluaran per kapita per tahun.

Dengan meningkatkan IPM, diharapkan bisa meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan, serta kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Kemudian mengurangi angka kemiskinan dan kesenjangan sosial, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan

"Kami telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan IPM, seperti meningkatkan akses pendidikan, kesehatan, dan ekonomi, serta meningkatkan infrastruktur dan layanan publik," jelas Gubernur Herman Deru.

Pewarta :
Editor: Dolly Rosana
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.