Kapuas (ANTARA) - Bupati Kapuas, Kalimantan Tengah, Muhammad Wiyatno, menyampaikan rasa duka dan keprihatinannya atas musibah tewasnya empat orang penambang emas di Desa Marapit, Kecamatan Kapuas Tengah akibat tertimbun tanah longsor.
“Saya berharap dengan adanya program transmigrasi lokal, masyarakat yang selama ini melakukan penambangan bisa beralih menjadi petani transmigrasi lokal,” kata Bupati Wiyatno di Kuala Kapuas, Jumat.
Dia juga berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali di waktu yang akan datang.
Baca juga: Polisi Jambi tetapkan tersangka delapan penambang emas ilegal
“Mudah-mudahan kita nanti akan komunikasikan dengan Pak Gubernur terkait dengan penambangan yang ada selama ini. Kita ingin mencoba untuk adanya penambangan rakyat,” harapnya.
Diketahui, sebanyak empat orang pekerja penambangan emas di Desa Marapit, Kecamatan Kapuas Tengah, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, dilaporkan tewas tertimbun tanah longsor saat melakukan pekerjaan penambangan.
“Laporan yang kami terima kejadian terjadi pada Selasa (29/4), sekitar pukul 14:30 WIB, di Desa Marapit RT.01 Sungai Pinang Kecamatan Kapuas Tengah,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas Ahmad M. Saribi.
Baca juga: Penambang emas di Aceh Barat tewas tertimbun tanah longsor
Berdasarkan laporan yang diterima, saat kejadian warga sedang melakukan kegiatan penambangan emas di Desa Marapit RT 01 Sungai Pinang. Kegiatan dilakukan siang hari, dan kondisi saat itu sedang hujan gerimis, kemudian tiba-tiba terjadi longsor yang menimbun empat pekerja tambang.
“Evakuasi dibantu oleh warga setempat, dan korban sebanyak empat orang telah ditemukan dengan kondisi meninggal dunia,” katanya.
Empat korban yang dilaporkan telah meninggal dunia yakni Yunedi (46) warga Desa Pujon, Kecamatan Kapuas Tengah, Sarip (35) warga Sei Jangkit, Kecamatan Bataguh, Gasi (48) dan Padli (25) warga Terusan Raya, Kecamatan Bataguh.
Baca juga: Basarnas kerahkan kekuatan penuh cari 17 penambang emas