Rasa autentik rempah Indonesia di Vientiane, Laos

id restoran indonesia,makanan halal,restoran indonesia di laos,restoran rempah,rempah indonesia,restoran indonesia di vient

Rasa autentik rempah Indonesia di Vientiane, Laos

Nasi Ikan Dabu-Dabu di Restoran Rempah, Vientiane, Laos, November 2024. (ANTARA/Nanien Yuniar)

Mereka saling berbagi tugas. Reinhard memasak makanan seperti ayam di dapur yang terletak di bagian belakang restoran, sementara ibunya memasak makanan yang beraroma tajam seperti ikan di dapur yang terpisah dari restoran.
Reinhard tidak punya latar belakang sekolah kuliner, tapi keluarganya memang punya usaha katering. Rupanya, bakat memasak itu juga menurun kepadanya.

Aneka masakan Indonesia yang disuguhkan di Rempah sangat beragam, tak hanya bersumber dari satu wilayah. Dia memang ingin menyajikan variasi kelezatan kuliner Nusantara.

"Karena Indonesia itu kan Sabang sampai Merauke, sebegitu banyaknya makanan kita," kata pebisnis yang ibunya berasal dari Papua, sementara ayahnya berasal dari Bukittinggi, Sumatera Barat.

Setiap akhir pekan, ada menu-menu istimewa yang bisa dicoba. Menu ini akan silih berganti, misalnya bakso, soto, hingga sayur lodeh. Jadi, konsumen yang datang setiap pekan tak akan merasa bosan karena bisa mencoba makanan yang berbeda-beda.

Penuh rempah

ANTARA mencicipi sejumlah menu andalan dari Rempah yang menimbulkan kerinduan untuk segera pulang ke kampung halaman.

Sembari menunggu makanan tiba, kami membasuh dahaga dengan teh khas Indonesia juga teh sereh yang segar.

Makanan pertama yang kami cicipi adalah Nasi Dendeng Batokok, terdiri dari nasi dengan pugasan bawang goreng, dendeng batokok lengkap dengan sambal balado, juga terong dengan sambal gurih.

Daging sapi masakan khas Sumatera Barat ini terasa lembut karena sudah dipukul-pukul agar jadi lembut dan bisa menyerap bumbu. Kombinasi daging, sambal, dan nasi terasa pas.

Menu lainnya adalah Nasi Ikan Goreng Dabu-Dabu dan Nasi Ikan Goreng Balado. Pembeda dari keduanya adalah saus yang dipakai. Ikan nila yang digoreng terasa gurih dan bikin ketagihan.

Paduan sambal balado yang pedas sama cocoknya dengan sambal dabu-dabu yang terbuat dari potongan tomat, cabai, bawang putih dan perasan jeruk nipis.

Kami pun mencoba hidangan yang jadi favorit, yakni ayam penyet dan ayam bakar. Porsinya besar-besar, pasti kenyang! Sambal ayam penyetnya betul-betul pedas, sementara ayam bakar lebih cocok untuk para penyuka manis.

Jangan lupa pesan juga Pecel Sayur ya! Cita rasa manis dari sayur rebus, tahu goreng, dan telur rebus dengan saus pecel autentik ini bisa sedikit mengusir pedasnya sambal balado, sambal penyet, dan sambal dabu dabu yang sebelumnya kami santap.

Buat pencinta sambal, jangan khawatir, sebab Anda bisa memesan sambal secara terpisah, yakni sambal ijo, sambal balado, sambal dabu-dabu, juga sambal terasi.

Potongan rempeyek yang tentunya sulit ditemukan di Laos menjadikannya lebih istimewa. Menurut Reinhard, rasa pecel sayur ini mirip dengan pecel Madiun.

Masih belum kenyang? Ada banyak camilan yang bisa Anda pesan, seperti kentang goreng, sayap ayam goreng, jagung keriting, lumpia, tahu isi, juga kue seperti carrot cake yang lembut.

Paket nasi dan lauk bisa Anda nikmati dengan kisaran harga 80.000-120.000 kip (sekitar Rp58.000-Rp86.000).

Jika Anda sedang berada di Vientiane atau rindu dengan masakan Indonesia, tempat ini wajib untuk disambangi!
 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rasa autentik rempah Indonesia di Vientiane, Laos