Festival film momentum kembalikan kejayaan layar lebar
Tokyo (ANTARA) - Festival film adalah momentum untuk mengembalikan orang-orang menonton di layar lebar, terutama pascapandemi, kata salah satu juri Tokyo International Film Festival (TIFF) 2024 Chiarra Mastroianni.
“Pandemi membuat orang-orang tidak bisa pergi ke bioskop dan harus melakukan kebiasaan baru. Saya masih mengagumi orang-orang yang masih pergi ke festival untuk menonton di layar lebar,” kata Chiarra dalam konferensi pers TIFF 2024 di Tokyo, Selasa.
Dia menambahkan festival bukan hanya untuk pembuat film, melainkan untuk orang-orang yang menemukan kenikmatan dalam menonton film di bioskop, berbagi layar dengan orang-orang yang tidak dikenal tetapi memiliki kesukaan serupa.
“Saya rasa ini kesempatan fantastis bagi festival untuk membuat orang-orang kembali ke layar lebar, benar-benar menonton film dan itu luar biasa,” kata aktris asal Prancis itu.
Senada, juri lainnya Johnnie To juga mengatakan bahwa festival dapat menjadi wadah untuk menampung film-film bermuatan sejarah yang cenderung kurang disenangi kaum muda saat ini.
“Ini adalah kesempatan untuk mengajarkan sejarah lewat film. Generasi muda relatif tidak suka film-film lawas,” katanya.
Direktur dan Sutradara asal Hong Kong itu menambahkan film adalah wadah berekspresi tentang kebebasan, kemanusiaan dan budaya.
Di ajang TIFF tahun ini, lima juri dipilih untuk menilai film-film yang masuk dalam kategori kompetisi.
“Pandemi membuat orang-orang tidak bisa pergi ke bioskop dan harus melakukan kebiasaan baru. Saya masih mengagumi orang-orang yang masih pergi ke festival untuk menonton di layar lebar,” kata Chiarra dalam konferensi pers TIFF 2024 di Tokyo, Selasa.
Dia menambahkan festival bukan hanya untuk pembuat film, melainkan untuk orang-orang yang menemukan kenikmatan dalam menonton film di bioskop, berbagi layar dengan orang-orang yang tidak dikenal tetapi memiliki kesukaan serupa.
“Saya rasa ini kesempatan fantastis bagi festival untuk membuat orang-orang kembali ke layar lebar, benar-benar menonton film dan itu luar biasa,” kata aktris asal Prancis itu.
Senada, juri lainnya Johnnie To juga mengatakan bahwa festival dapat menjadi wadah untuk menampung film-film bermuatan sejarah yang cenderung kurang disenangi kaum muda saat ini.
“Ini adalah kesempatan untuk mengajarkan sejarah lewat film. Generasi muda relatif tidak suka film-film lawas,” katanya.
Direktur dan Sutradara asal Hong Kong itu menambahkan film adalah wadah berekspresi tentang kebebasan, kemanusiaan dan budaya.
Di ajang TIFF tahun ini, lima juri dipilih untuk menilai film-film yang masuk dalam kategori kompetisi.