Festival film momentum kembalikan kejayaan layar lebar
Mereka adalah aktor asal Hong Kong Tony Leung yang didapuk sebagai presiden juri, aktris Jepang Ai Hashimoto, Sutradara Hungaria Enyedi Ildikó, Johnnie To dan Chiara Mastroianni.
Sebanyak 15 film dari berbagai negara berlomba dalam kompetisi tersebut, di antaranya Adios Al Amigo (Kolombia), Big World (China), Daughter’s Daughter (Taiwan), She Taught Me Serendipity (Jepang) dan The Englishman’s Papers (Portugal).
Terkait penilaian, aktris Ai Hashimoto mengaku antusias namun sedikit tegang dalam memberikan penilaian terhadap film-film itu untuk pertama kalinya.
Sementara itu, Enyedi Iildiko mengatakan meskipun berpengalaman dalam dunia perfilman dan dianggap terdidik dan pintar di bidang itu, kata hati adalah juri terbaik.
“Indera kita, perasaan kita telah terdidik karena kita bekerja di industri seni, seperti mendengarkan sesama musisi memainkan instrumen mereka. Mungkin kita merasa lebih, menangkap lebih, punya alat lebih untuk menerjemahkan ke dalam kata-kata dalam diskusi ini. Tapi kata hati tetap prioritas,” katanya.
Presiden juri Leung yang sejak kecil hingga menapaki 40 tahun kariernya di dunia film selalu menonton film di bioskop empat sampai lima kali seminggu, mengaku tetap gugup dalam menentukan jawara film tahun ini.
“Tentu jauh berbeda antara menonton film dengan menilai film, saya merasa tidak cukup pintar dan teredukasi,” katanya berseloroh.
Sementara Johnnie santai menanggapi pertanyaan itu sebab ia tidak menaruh ekspektasi apa-apa terhadap film yang akan dinilai.
“Biasanya kecewa kalau ada ekspektasi. Untuk itu, saya tidak memasang filter atau asumsi dan lebih mengandalkan intuisi,” katanya.
Tahun ini, TIFF menghadirkan total 208 film dengan berbagai kategori, di antaranya Competition, Asian Future, Gala Selection, World Focus, Nippon Cinema Now, Animation, Women’s Empowerment dan lainnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Juri TIFF: Festival film momentum kembalikan kejayaan layar lebar
Sebanyak 15 film dari berbagai negara berlomba dalam kompetisi tersebut, di antaranya Adios Al Amigo (Kolombia), Big World (China), Daughter’s Daughter (Taiwan), She Taught Me Serendipity (Jepang) dan The Englishman’s Papers (Portugal).
Terkait penilaian, aktris Ai Hashimoto mengaku antusias namun sedikit tegang dalam memberikan penilaian terhadap film-film itu untuk pertama kalinya.
Sementara itu, Enyedi Iildiko mengatakan meskipun berpengalaman dalam dunia perfilman dan dianggap terdidik dan pintar di bidang itu, kata hati adalah juri terbaik.
“Indera kita, perasaan kita telah terdidik karena kita bekerja di industri seni, seperti mendengarkan sesama musisi memainkan instrumen mereka. Mungkin kita merasa lebih, menangkap lebih, punya alat lebih untuk menerjemahkan ke dalam kata-kata dalam diskusi ini. Tapi kata hati tetap prioritas,” katanya.
Presiden juri Leung yang sejak kecil hingga menapaki 40 tahun kariernya di dunia film selalu menonton film di bioskop empat sampai lima kali seminggu, mengaku tetap gugup dalam menentukan jawara film tahun ini.
“Tentu jauh berbeda antara menonton film dengan menilai film, saya merasa tidak cukup pintar dan teredukasi,” katanya berseloroh.
Sementara Johnnie santai menanggapi pertanyaan itu sebab ia tidak menaruh ekspektasi apa-apa terhadap film yang akan dinilai.
“Biasanya kecewa kalau ada ekspektasi. Untuk itu, saya tidak memasang filter atau asumsi dan lebih mengandalkan intuisi,” katanya.
Tahun ini, TIFF menghadirkan total 208 film dengan berbagai kategori, di antaranya Competition, Asian Future, Gala Selection, World Focus, Nippon Cinema Now, Animation, Women’s Empowerment dan lainnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Juri TIFF: Festival film momentum kembalikan kejayaan layar lebar