Pembangkit Tenaga Listrik Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai II Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan yang dibangun PT Pertamina Geo thermal Energy (PGE) ditargetkan selesai pada akhir tahun 2024.
"PLTP Lumut Balai Unit II Kabupaten Muara Enim kini di tahap pembangunan pembangkit dan kami menargetkan selesai pada akhir 2024," kata Manajer Operasional PT PGE Area Lumut Balai, Aris Kurniawan, Jumat.
Ia menyebutkan pembangunan telah masuk tahap EPCC konstruksi untuk pembangkitnya, diharapkan Desember bisa masuk fase commidsioning atau uji coba sehingga bisa masuk tahap berikutnya yaitu komersial.
PLTP Lumut Balai II itu nantinya mampu memiliki kapasitas sebesar 55 Mega Watt (MW) dan sama seperti PLTP Lumut Balai l sebelumnya sehingga kapasitas yang dikelola PGE mampu menghasilkan sebesar 110 MW energi terbarukan bebas emisi.
PLTP Lumut Balai ll sudah beroperasi diproyeksikan dibarengi dengan pengoperasian PLTP Lumut Balai l, maka secara total mampu menurunkan emisi karbon sebesar 581.000 ton.
"Listrik yang dihasilkan PLTP akan terkoneksi ke jaringan PLN," katanya.
Ia menerangkan produksi listrik termasuk jaringan tegangan tinggi 150 KV sehingga ini harus masuk ke gardu induk PLN nanti dari PLN yang akan mendistribusikan ke konsumen sehingga produksi listrik dari lumut Balai l masuk ke gardu listrik yang di Tanah Abang lalu akan memasok ke sekitar Kabupaten Muara Enim dan Lahat.
Koordinator Sub-Nasional, Program Akses Energi Berkelanjutan Institute for Essential Services Reform (IESR) Rizqi M Prasetyo memaparkan, Sumatera Selatan dikenal sebagai lumbung energi, terutama energi terbarukan seperti energi surya.
Menurutnya, Sumatera Selatan mempunyai potensi surya yang paling besar di antara potensi teknis energi terbarukan lainnya. Namun pemanfaatannya masih kecil yaitu hanya 7,75 MWp saja pada periode 2012-2022.
Untuk itu, IESR menilai Sumatera Selatan dapat mendorong penggunaan PLTS yang terpasang di darat maupun PLTS atap dengan menyiapkan regulasi dan kebijakan yang mendukung, melakukan sosialisasi tentang PLTS di masyarakat, serta mendorong partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam adopsi PLTS atap yang disertai dengan insentif yang menarik.