Kasus meninggal dunia akibat DBD di OKU tambah satu orang

id Penyakit DBD, pengasapan nyamuk, demam berdarah, Dinas Kesehatan OKU

Kasus meninggal dunia akibat DBD di OKU tambah satu orang

Dinas Kesehatan OKU melakukan fogging di daerah rawan DBD. (ANTARA/Edo Purmana/23)

Baturaja (ANTARA) - Kasus meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan bertambah satu orang.

Pasien DBD yang meninggal dunia merupakan warga Kelurahan Sekarjaya, Kecamatan Baturaja Timur.

"Ada satu warga kami yang meninggal dunia diduga akibat DBD," kata Ketua RT 003, Kelurahan Sekarjaya, Hefrizon, di Baturaja, Selasa.

Dia mengatakan warganya itu meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumah sakit setempat.

"Sebenarnya ada tiga orang warga kami yang terserang DBD, dua orang lainnya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit," katanya.

Sementara berdasarkan data dari Dinas Kesehatan OKU, selama periode Desember 2023 kasus DBD mencapai 25 orang, dua di antaranya meninggal dunia.

"Sebelumnya seorang anak berusia 10 tahun warga Desa Bandar, Kecamatan Sosoh Buay Rayap meninggal dunia diduga akibat DBD dan kini bertambah satu korban warga Sekarjaya," kata Kepala Dinas Kesehatan OKU Dedi Wijaya.

Menyikapi hal tersebut pihaknya bergerak cepat mengambil berbagai langkah, salah satunya melakukan fogging atau pengasapan di daerah rawan DBD.

Dia menjelaskan, fogging merupakan tindakan preventif untuk mencegah tersebarnya penyakit demam berdarah dari gigitan nyamuk aedes aegypti.

"Penyemprotan ini fokus dilakukan di sekitar rumah warga dan di beberapa titik lokasi yang ada genangan air," ujarnya.

Selain itu, lanjut Deddy, pihaknya juga telah menugaskan seluruh puskesmas di OKU agar segera membagikan bubuk abate secara gratis kepada warga di wilayah masing-masing.

Kemudian tak kalah pentingnya, Dinkes OKU juga telah mengimbau seluruh warga agar menjaga kebersihan lingkungan masing-masing dengan menerapkan pola 3M.

"3M itu yaitu mengubur, menguras dan menutup tempat penampungan air agar nyamuk aedes aegypti tidak berkembang biak," ujarnya.