AMIN soroti dwi kewarganegaraan dan kontribusi diaspora

id AMIN,PKS,Anies Baswedan,Muhaimin Iskandar,dwi kewarganegaraan,diaspora

AMIN soroti dwi kewarganegaraan dan kontribusi diaspora

Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera Muhammad Iqbal dalam deklarasi dukungan untuk Paslon AMIN di Tokyo, Minggu (10/12). (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)

Tokyo (ANTARA) - Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menyoroti isu dwi kewarganegaraan serta kontribusi diaspora di luar negeri.

“Bagaimana diaspora ini diberdayakan dengan karena banyak yang sukses, termasuk dengan isu-isu dwi kewarganegaraan,” kata Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera Muhammad Iqbal dalam deklarasi dukungan untuk Paslon AMIN di Tokyo, Minggu.

Dia mengatakan belum ada pembahasan spesifik terkait hal itu, tetapi banyak sisi positif, terutama terkait pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas di luar negeri.

“isu global citizenship ini sangat penting bagaimana setiap negara memiliki SDM yang berada di luar negeri baik itu keturunan maupun warga negara Indonesia dan mereka bisa membantu mengembangkan potensi Indonesia, termasuk dalam pembangunan SDM,” katanya.

 

Iqbal mengaku tidak setuju dengan adanya kewajiban WNI, terutama pelajar yang harus pulang ke Indonesia sebagai bentuk pengabdian dan kontribusi.

“Saya kira secara pribadi tidak setuju harus pulang karena yang penting adalah kontribusinya karena pulang pun di Indonesia pemerintah belum bisa memberi ruang kepada mereka. Mereka belum tentu dapat pekerjaan nanti saya bekerja apa di Indonesia,” katanya.

Iqbal yang juga mantan diaspora itu menekankan untuk bagaimana menanamkan tanggung jawab secara personal dan profesional kepada para diaspora di luar negeri.

“Bagaimana seseorang itu punya kewajiban yang mendapat beasiswa atau pun bantuan untuk dapat berkontribusi baik itu online atau pun itu membawa akses layanan batuan ke Indonesia, termasuk juga bagaimana melakukan riset-riset, membantu pemerintah mengembangkan teknologi di Indonesia. Jadi, yang penting kontribusinya,” katanya.

Terkait Pemilu 2024, dia mengaku optimistis dapat memenangkan suara di luar negeri yang disebut-sebut menjadi salah satu lumbung suara partai tersebut, termasuk di Jepang.

“Saya kira PKS dari tahun ke tahun termasuk yang mendominasi di luar negeri ya khususnya di jepang ini di mana pada 2019 PKS peringkat pertama. Jadi, luar negeri adalah salah satu lumbung suara PKS,” katanya.

Menurut dia, hal itu terbukti dari perolehan dua kursi partai tersebut di parlemen dari Dapil Jakarta 2, yakni Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Luar Negeri.

Namun, dia mengatakan tantangan yang dihadapi adalah banyak pekerja migran yang belum mengetahui profil calon wakil rakyat berikut dengan cara pemilihan.

Untuk itu, dia berpesan perlu adanya kerja keras dari berbagai pihak, terutama dari Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) untuk mengajak pemilih menggunakan hak suaranya.

Dia berharap Pemilu 2024 dapat berjalan jujur dan adil.

“Dan tentu saja masyarakat Indonesia harus logis memilih, jangan lagi karena gimmick tentu yang tidak mengedukasi kepada masyarakat. Demokrasi harus kita pertahankan dan kualitas demokrasi harus kita jaga,” katanya.
 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: AMIN soroti dwi kewarganegaraan dan kontribusi diaspora di luar negeri