Kemarau potensi ISPA dan diare

id Kampanye PHBS, penyakit menular, musim kemarau, Dinas Kesehatan OKU

Kemarau potensi ISPA dan diare

Pelaksana Tugas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes OKU Afua Amuri. (ANTARA/Edo Purmana/23)

Baturaja (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan, mengkampanyekan gerakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) agar masyarakat terhindar dari penyakit menular dan tidak menular.

Pelaksana Tugas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes OKU Afua Amuri di Baturaja, Kamis, mengatakan musim kemarau menjadi pemicu utama penyebaran berbagai penyakit seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan diare.

"Utamanya penyakit diare ini sering kali menyebar saat musim kemarau," katanya.

Terlebih lagi masyarakat Kabupaten OKU mayoritas menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari sehingga sangat rentan terserang penyakit tersebut. Saat musim kemarau panjang seperti sekarang ini kualitas air sungai menjadi menurun sehingga banyak bakteri yang dapat memicu berbagai penyakit.

Ditambah lagi budaya membuang sampah di Sungai Ogan yang dilakukan oknum warga membuat kualitas air sungai menjadi semakin buruk dan memprihatinkan.

Oleh sebab itu, kata Afua, PHBS masih menjadi salah satu cara yang cukup ampuh untuk menangkal penyebarannya.

Dalam kampanye PHBS pihaknya melibatkan tenaga kesehatan di seluruh Puskesmas untuk mengedukasi masyarakat agar menjaga pola makan supaya badan tetap sehat.

Warga disarankan untuk memakan sayur dan buah ditambah kegiatan olahraga pagi secara rutin untuk mencegah penyebaran penyakit secara cepat terutama pada anak anak.

"Yang paling utama hindari mengkonsumsi air sungai. Kalau pun terpaksa air harus benar-benar dipastikan sudah matang sebelum dikonsumsi," ujarnya.

Sementara, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes OKU Andi Prapto menambahkan, berdasarkan data angka kasus diare di daerahnya tergolong tinggi di mana tercatat selama tujuh bulan terakhir pada periode Januari-Juli 2023 mencapai 1.411 kasus dengan mayoritas penderita yaitu anak-anak.

Menurut dia, tingginya angka kasus tersebut disebabkan karena musim kemarau yang berdampak pada kebutuhan air bersih masyarakat menjadi berkurang hingga memicu penyebaran diare.

"Meskipun kasus tergolong tinggi, namun masih di level aman karena belum ada warga OKU yang meninggal dunia akibat diare," ujarnya.*