Sedih karena harus berpisah dengan Baitullah juga dirasakan oleh Moh Abdul Dakiri, peserta haji asal Mesir (45).
Ia sedih karena harus melepas nikmatnya suasana mendekatkan diri dengan Allah Swt.
Ia sedih karena khawatir dirinya tidak dapat terjaga di malam hari untuk bermesraan dengan Allah.
Linangan air mata saat tawaf wada merupakan tangisan yang menempatkan ketakutan berpisah dengan Allah Swt.
Dakiri takut saat sekembalinya ke tanah air, dirinya menjadi lalai beribadah kepada Allah Swt.
Ia pun berdoa agar dapat diberikan keistikamahan dalam beribadah.
Sementara itu, Ibrahim Diha, peserta haji asal Mauritania, juga merasa terharu saat melakukan tawaf wada.
Ada perasaan haru bahwa malam ini menjadi malam terakhir ia dapat merasakan nikmatnya berkumpul bersama sesama Muslim saat mengelilingi Ka'bah sambil merapal doa-doa untuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Menangis, bukan berarti bahwa dia kembali menjadi anak-anak yang sering mudah mengeluarkan air mata.
Air mata saat Tawaf Wada
Thawaf merupakan hiasan Ka'bah, Allah Swt bangga dengan orang-orang yang thawaf