Jakarta (ANTARA) - Malam itu begitu syahdu, diiringi dengan lantunan doa dan zikir yang silih berganti diucapkan peserta haji.
Ada yang berusaha menahan tangis, namun tak sedikit jamaah haji yang tetap berlinangan air mata.
Derai air mata itu menyertai bait-demi bait doa yang dipanjatkan sepanjang tawaf wada.
Air mata itu tidak menetes dengan sendirinya. Dia tumpah karena ada perasaan yang membuncah di dalam jiwa, hingga tak kuasa menahannya.
Perasaan itu merupakan ungkapan kesedihan karena melakukan tawaf perpisahan yang menandai penutupan seluruh aktivitas ibadah haji selama di Kota Suci, sebelum jamaah kembali ke Tanah Air.
Rasulullah SAW bersabda "Manusia diperintahkan untuk melaksanakan tawaf wada di Baitullah sebagai akhir dari rangkaian ibadah haji. Dan bagi perempuan yang sedang haid, diberikan keringanan untuk tidak melakukannya”.
Kesedihan semakin memuncak saat jamaah haji berdoa di area yang bergaris lurus dengan maqam Ibrahim.
Sembari menatap Multazam, tangispun semakin membuncah sambil terus memanjatkan doa kepada Sang Pencipta.
Air mata saat Tawaf Wada
Thawaf merupakan hiasan Ka'bah, Allah Swt bangga dengan orang-orang yang thawaf