Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bahwa kacang koro pedang dapat menjadi alternatif pengganti kedelai yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahu untuk mengurangi ketergantungan impor kedelai.
"Kita selama ini makan tempe dan tahu sebagai sumber protein, tapi ironinya kedelai ini diimpor 2,5 juta sampai 3 juta ton setiap tahun," ungkapnya saat mengikuti acara Kick Off Penanaman Kacang Koro Pedang Bersama Koperasi Paramasera Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, sebagaimana dalam keterangan pers, Jakarta, Senin (24/1).
Dalam pertemuan tersebut, Teten melakukan dialog dengan petani dan pengurus Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) dan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo).
Menurut dia, kacang koro memiliki potensi sebagai substitusi impor menimbang satu hektare (ha) lahan yang digunakan untuk menanam komoditas tersebut dapat memproduksi lima ton.
“Kalau mau substitusi 1 juta ton itu hanya butuh 200 ribu sampai 250 ribu ha,” ungkap Menkop.
Ia mengatakan Kabupaten Sumedang akan dijadikan sebagai proyek percontohan pengembangan kacang koro pedang yang diharapkan menjadi salah satu komoditas strategis penunjang ketahanan pangan di Indonesia.
Pada tahun 2022, katanya, ditargetkan 100 ha lahan digunakan untuk menanam kacang koro pedang. Memasuki tahun 2023, akan dilakukan scalling up (perluasan) lahan penanaman kacang koro karena di Sumedang memiliki potensi lahan hampir 1.000 ha.
"Jadi nanti setelah ini ditanami, akan diserap oleh koperasi yang menjadi "offtaker". Jadi ada kepastian bagi para petani bahwa yang mereka tanam akan terserap," katai Teten.
Sebagai "offtaker" pertama dari para petani kacang moro, katanya, peran koperasi diharapkan menjadi jawaban untuk pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) tani yang dapat diakses oleh petani.
"Semoga melalui koperasi dan ragam program, pengembangan usaha, peningkatan kesejahteraan petani dapat diwujudkan," ucapnya.
Adapun Ketua Koperasi Paramasera Agus Soma menyatakan bahwa pengembangan kacang koro pedang ini dapat memenuhi sekitar 50 persen kebutuhan kedelai dalam negeri.
Hal ini, katanya, dinilai akan membuat Indonesia mampu berhemat hingga Rp8 triliun dalam satu tahun.
Berita Terkait
Menkop UKM: TikTok boleh merger asal tidak lakukan "predatory pricing"
Selasa, 28 November 2023 15:19 Wib
Domba dan kambing adu keren
Minggu, 12 November 2023 20:56 Wib
Kadin tegaskan TikTok harus taat regulasi jika ingin berbisnis
Senin, 30 Oktober 2023 13:59 Wib
MenKopUKM sebut TikTok shop tutup tidak membuat UMKM mati
Kamis, 5 Oktober 2023 16:10 Wib
Mencari solusi dampak transformasi digitalbagi UMKM
Rabu, 20 September 2023 9:44 Wib
Tinjau Tanah Abang, Teten: UMKM kalah saing produk murah luar negeri
Selasa, 19 September 2023 15:23 Wib
Pemerintah siapkan PP penghapusan kreditmacet UMKM
Senin, 14 Agustus 2023 18:03 Wib
Menkop UKM harapkan Kokantara jadi contoh koperasi perusahaan media
Selasa, 11 April 2023 16:24 Wib