Jakarta (ANTARA) - Tidak sedikit pengguna komputer yang mengeluh menjadi korban ransomware, data-data mereka dikunci peretas sehingga tidak bisa dibuka.
Ransomware, kata Kaspersky dalam keterangan resmi, adalah malware yang menyerang perangkat keras untuk memperoleh informasi pengguna seperti dokumen, kemudian mengenkripsi semua yang ditemukan dan mengunci berkas tersebut.
Peretas menuntut korban untuk membayar agar berkas kembali. Jika korban membayar uang tebusan, dalam beberapa kasus, peretas mengambil uang kemudian menghilang.
Ada juga peretas yang mengirimkan kunci deskripsi dengan serangkaian instruksi. Yang lebih parah, peretas tidak bisa memulihkan data sehingga berkas rusak secara permanen.
Ransomware bisa masuk ke perangkat melalui berbagai cara, seperti mencolokkan flash disk, mengunduh berkas dari situs yang tidak jelas, lampiran pada email dan tautan ke situs berbahaya.
Jika terserang malware, Kaspersky menyarankan tidak usah membayar tebusan karena uang tersebut akan digunakan untuk mengembangkan malware baru. Membayar pun tidak menjamin data kembali.
Pengguna bisa memakai layanan dari Crypto Sheriff di situs web No More Ransom untuk mengetahui malware apa yang menginfeksi perangkat. Situs itu terkadang juga menyediakan decryptor untuk berbagai tipe ransomware.
Jika belum menemukan decryptor, terus cek secara berkala karena alat tersebut selalu diperbarui.
Agar terlindung dari ransomware, pengguna bisa melakukan langkah-langkah berikut ini.
1. Cadangan data
Selalu buat cadangan data untuk berkas-berkas penting ke penyimpanan komputasi awan atau hard disk eksternal. Untuk berkas foto, buat cadangan data setiap seminggu atau sebulan sekali.
Sementara berkas penting, bisa setiap beberapa hari sekali atau bahkan setiap hari. Kaspersky menyarankan tidak menunda membuat cadangan atau back-up untuk berkas penting karena ransomware bisa terjadi kapan saja.
Gunakan kata sandi yang kuat dan autentikasi dua faktor untuk penyimpanan cloud. Hanya hubungkan hard drive ke perangkat saat dibutuhkan. Jika terserang ransomware, setiap drive yang terhubung ke komputer akan dienkripsi.
2. Waspada pesan masuk
Jika menerima pesan elektronik, pastikan tahu siapa pengirimnya. Jika menerima berkas mencurigakan dari orang yang dikenal, hubungi mereka dengan cara lain misalnya telepon karena bisa jadi akun email mereka disusupi.
Jika email berasal dari orang yang tidak dikenal, abaikan pesan tersebut. Lampiran email dan tautan ke situs web merupakan penyamaran paling umum untuk ransomware Trojan.
3. Hindari situs mencurigakan
Penjahat siber sering menggunakan berbagai trik untuk memanipulasi korban agar mengunduh ransomware, misalnya ketika meng-klik spanduk di situs web, muncul perintah untuk mengunduh sesuatu.
4. Perbarui perangkat lunak
Pelaku kejahatan mengekspolitasi kerentanan yang ada di perangkat lunak. Oleh karena itu, selalu perbarui perangkat lunak tepat waktu agar risiko keamanan siber berkurang.
Jika bisa, aktifkan pembaruan otomatis untuk perangkat lunak.
5. Pasang solusi keamanan
Solusi keamanan terkini bisa mengindentifikasi dan memblokir malware secara aktual.
Berita Terkait
Laporan Kaspersky ungkap ancaman siber meningkat ke UMKM Indonesia
Senin, 18 September 2023 13:39 Wib
Kaspersky ungkap tiga alasan perlunya perlindungan keamanan ponsel
Senin, 14 Agustus 2023 9:54 Wib
Ganti ponsel baru, jangan lupa hapus WiFigawai lama
Jumat, 11 Agustus 2023 13:23 Wib
Kaspersky gagalkan 7 juta ancaman daring targetkan pengguna Indonesia
Rabu, 2 Agustus 2023 10:14 Wib
Kaspersky ungkap cara phisher curi aset kripto
Selasa, 4 Juli 2023 12:56 Wib
Kaspersky bongkar pencurian data pribadi dari smart pet feeder
Jumat, 23 Juni 2023 11:26 Wib
Wow hati-hati, skema penipuan daring bisa lintas platform
Jumat, 9 Juni 2023 16:56 Wib
Banyak pria lajang gunakan ChatGPT tipu calon pasangan kencan
Senin, 8 Mei 2023 12:52 Wib