Mendikbud nilai KBM tatap muka pembelajaran paling efektif

id Kegiatan Belajar Mengajar secara online,Kegiatan sekolah di Kota Bogor,pandemi covid 19,pembelajaran efektif,pendidikan indonesia,berita sumsel, berit

Mendikbud nilai KBM tatap muka pembelajaran paling efektif

SD Negeri Polisi 1, di Jalan Paledang Kota Bogor, yang dikunjungi Mendikbud Nadiem Makarim, pada. Kamis (30/7/2020). (ANTARA/Riza Harahap)

Bogor (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menilai kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan pola tatap muka adalah pola pembelajaran yang paling efektif karena guru dapat melihat langsung respons dan ekspresi peserta didik.

"Guru dapat melihat langsung, apakah peserta didiknya tampak gembira atau sedih, apakah dapat mengikuti pelajaran dengan baik atau tidak," kata Nadiem Makarim dalam dialog dengan para guru SD Negeri Polisi 1, di Kota Bogor, Kamis  saat meninjau pelaksanaan pendidikan jarak jauh atau kegiatan belajar secara daring di sekolah tersebut.

Menurut Nadiem, pemerintah belum mengizinkan peserta sekolah menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dengan pola tatap muka, karena situasinya masih pandemi COVID-19.

Baca juga: Tidak transparan, Muhammadiyah mundur dari POP Kemendikbud

Masih banyak daerah berstatus zona merah, sehingga kegiatan belajar mengajar masih dilakukan dengan pola jarak jauh. "Kalau tidak ada lagi zona merah, situasinya sudah aman, bisa dimulai pembelajaran dengan tatap muka," katanya.

Kalau nanti sudah mulai kegiatan belajar mengajar dengan pola tatap muka, kata dia, diharapkan pengetahuan mengenai teknologi pola belajar jarak jauh masih bisa dimengerti untuk suatu suatu saat bisa dimanfaatkan.

Baca juga: Mendikbud tidak ingin kampus dan sekolah jadi sarana penularan

Pada kesempatan tersebut, Nadiem menjelaskan, bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan kebijakan terkait alokasi anggaran untuk bantuan operasional sekolah (BOS).

Menurut dia, alokasi anggaran BOS sudah dialihkan untuk pelaksanaan pendidikan jarak jauh, yakni membeli pulsa untuk kegiatan belajar mengajar bagi guru dan peserta didik, agar proses belajar mengajar secara daring (online) dapat terlaksana dengan baik. "Alokasi dana BOS itu sudah ada plafonnya. Kalau besaran dana BOS dinilai kurang, itu persoalan lain lagi," katanya.

Nadiem juga menjelaskan, Kemendikbud saat ini menghadapi pekerjaan rumah, yakni penyederhanaan kurikulum. "Kami akan melakukan penyederhanaan kurikulum agar peserta didik lebih fokus belajar. Tampaknya, masih banyak guru yang ragu-ragu," katanya.


Baca juga: Mendikbud: Jangan paksa murid belajar di sekolah
Baca juga: Nadim: "Pernikahan massal" SMK dan industri saling menguntungkan