Bulog Sumsel optimistis penyaluran raskin 100 persen

id Bakhtiar AS, bulog, kabulog, beras miskin, beras rakyat miskin, keluarga miskin, beras, raskin, percepatan pendistribusian raskin

Bulog Sumsel optimistis penyaluran raskin 100 persen

Kadivre Perum Bulog Sumsel dan Babel, Bakhtiar AS (ANTARA Sumsel/Feny Selly/Ang/17)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Divisi Regional Sumatera Selatan dan Bangka Belitung optimistis penyaluran beras untuk keluarga miskin tahun 2017 bisa mencapai 100 persen.

Kepala Perum Bulog Divre Sumatera Selatan dan Bangka Belitung Bakhtiar AS di Palembang, Senin mengatakan, beras untuk keluarga miskin (Raskin) untuk Sumatera Selatan dan Bangka Belitung saat ini sudah memasuki progres atau hingga memasuki November 2017 sekitar 99,37 persen.

"Artinya dengan sisa waktu kami alokasikan pada Desember 2017. Insya Allah pada 15 Desember jika dapat didistribusikan maka saya optimistis bisa mencapai 100 persen," ujarnya.

Menurut dia, capaian ini tentunya tidak terlepas dari dukungan para pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah kabupaten/kota, para bupati/wali kota dan gubernur yang berkali-kali mengimbau kepada kepala daerah untuk terus melakukan percepatan pendistribusian.

Ia menyatakan, hasilnya menunjukan angka yang cukup signifikan, karena ini merupakan kerja sama yang baik dan tentunya ke depan harus tetap dipertahankan.

"Saya optimistis distribusi tahun 2017 Insya Allah sama dengan tahun 2016 yang serapannya 100 persen dan tunggakan nol persen sehingga Sumatera Selatan bisa menjadi contoh penyaluran raskin," tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, raskin pada tahun depan sudah diputuskan akan berubah menjadi bansos, jadi Bulog tidak lagi mendistribusikan raskin dan masyarakat tidak lagi membayar harga Rp1.600, sehingga nantinya semuanya gratis.

Dulu masyarakat membayar Rp1.600 ada subsidi yang diberikan pemerintah, maka sekarang subsidi itu ditarik menjadi bantuan sosial sehingga anggarannya akan masuk ke kementerian sosial.

Nanti siapa saja penerimanya bisa konfirmasi ke sana apakah data yang dipakai tetap sama dengan yang sekarang atau ada perubahan, katanya.

"Kami beraharap nantinya Bulog dapat ditugaskan menyalurkan beras itu karena berpengalaman dengan bantuan pangan non tunai, dimana pada awalnya kami diminta untuk menyiapkan, namun seiring berjalanya waktu ternyata diputuskan orang-orang bisa membeli di pasar bebas artinya tidak hanya Bulog.

Ini memang perlu diwaspadai juga jangan nanti program ini niatnya baik, tetapi sasarannya tidak tepat, karena ada informasi berkembang ternyata beberapa tempat kartu digesek namun yang diberikan bukan sembako, katanya.