Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menyebut Indonesia dan negara-negara anggota APEC memiliki kesamaan untuk mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar memiliki porsi yang lebih besar dalam perdagangan global.
Menurut Faisal, banyak negara-negara di dunia termasuk anggota APEC menilai pentingnya UMKM bagi perdagangan dunia. Menjalin kemitraan antaranggota APEC terhadap UMKM masing-masing negara, dinilai mampu memberikan dampak yang berarti bagi pertumbuhan ekonomi.
"Jadi kesamaan kepentingan kita dengan negara-negara lain terkait dengan UMKM itu bagaimana supaya UMKM ini perannya lebih besar. Nah itu diharapkan juga dari sisi ekonomi, pertumbuhannya lebih kuat dan lebih berkelanjutan," kata Faisal, di Jakarta, Selasa.
Faisal mengatakan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan isu yang menjadi sorotan di berbagai negara, baik yang berkembang maupun maju.
Kesepakatan kerja sama ekonomi di tingkat internasional pun mulai banyak yang mengangkat perihal isu penguatan UMKM. Menurutnya, banyak negara-negara di dunia yang memprioritaskan perkembangan UMKM.
"Sebetulnya kesepakatan-kesepakatan kerja sama ekonomi tingkat internasional itu sudah banyak yang masuk ke isu-isu seperti SME atau UMKM. Kebanyakan di negara-negara lain, jangankan negara berkembang yang maju seperti Korea saja, masih mengutamakan perkembangan SME-nya," ujar Faisal .
Isu terkait penguatan UMKM juga dibahas oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat melakukan Pertemuan Menteri Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC Ministerial Meeting/AMM) ke-35 dan pertemuan bilateral dengan Menteri Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup serta Menteri Hubungan Perdagangan Singapura Grace Fu, di Lima, Peru, Kamis (14/11).
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia menyerukan pentingnya pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM) dari negara-negara berkembang untuk berpartisipasi dalam perdagangan global.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengamat: Indonesia dan anggota APEC punya kesamaan memperkuat UMKM
Menurut Faisal, banyak negara-negara di dunia termasuk anggota APEC menilai pentingnya UMKM bagi perdagangan dunia. Menjalin kemitraan antaranggota APEC terhadap UMKM masing-masing negara, dinilai mampu memberikan dampak yang berarti bagi pertumbuhan ekonomi.
"Jadi kesamaan kepentingan kita dengan negara-negara lain terkait dengan UMKM itu bagaimana supaya UMKM ini perannya lebih besar. Nah itu diharapkan juga dari sisi ekonomi, pertumbuhannya lebih kuat dan lebih berkelanjutan," kata Faisal, di Jakarta, Selasa.
Faisal mengatakan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan isu yang menjadi sorotan di berbagai negara, baik yang berkembang maupun maju.
Kesepakatan kerja sama ekonomi di tingkat internasional pun mulai banyak yang mengangkat perihal isu penguatan UMKM. Menurutnya, banyak negara-negara di dunia yang memprioritaskan perkembangan UMKM.
"Sebetulnya kesepakatan-kesepakatan kerja sama ekonomi tingkat internasional itu sudah banyak yang masuk ke isu-isu seperti SME atau UMKM. Kebanyakan di negara-negara lain, jangankan negara berkembang yang maju seperti Korea saja, masih mengutamakan perkembangan SME-nya," ujar Faisal .
Isu terkait penguatan UMKM juga dibahas oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat melakukan Pertemuan Menteri Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC Ministerial Meeting/AMM) ke-35 dan pertemuan bilateral dengan Menteri Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup serta Menteri Hubungan Perdagangan Singapura Grace Fu, di Lima, Peru, Kamis (14/11).
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia menyerukan pentingnya pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM) dari negara-negara berkembang untuk berpartisipasi dalam perdagangan global.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengamat: Indonesia dan anggota APEC punya kesamaan memperkuat UMKM