Baturaja (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan mencatat sebanyak 741 warga di wilayah setempat menderita penyakit tuberkulosis (TBC) sepanjang 2024.
"Angka temuan kasus TBC di OKU selama Januari-September 2024 mencapai 741 kasus," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes OKU, Andi Prapto di Baturaja, Rabu.
Dia mengatakan, ratusan penderita penyakit TBC ini mulai dari pasien anak hingga dewasa yang dirawat di rumah sakit di Kabupaten OKU, namun tidak ada korban jiwa.
Untuk menekan angka penyebarannya, kata dia, pihaknya melakukan upaya pelacakan kasus sedini mungkin melalui pemeriksaan kontak erat pasien TBC.
Dinas Kesehatan OKU pun melakukan uji skrining terhadap warga yang rentan mengidap TBC untuk mengoptimalkan angka penemuan kasus penyakit tersebut secara aktif dan masif pada kelompok komunal yang berisiko tinggi.
"Karena semakin banyak ditemukan kasus tersebut maka lebih cepat memutus rantai penyebarannya," jelasnya.
Andi menjelaskan, Tuberkulosis atau yang juga dikenal dengan TBC adalah penyakit paru-paru akibat kuman mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini menimbulkan beberapa gejala berupa batuk yang berlangsung lama, lemas, berat badan turun, tidak nafsu makan, nyeri dada dan berkeringat di malam hari.
Penyakit ini pun mudah menular pada manusia yang memiliki daya tahan tubuh rendah melalui percikan ludah yang keluar dari penderita TBC ketika berbicara, batuk dan bersin.
"TBC ini tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga tulang, usus atau kelenjar. Bahkan bisa menyebabkan kematian," ujar dia.
"Angka temuan kasus TBC di OKU selama Januari-September 2024 mencapai 741 kasus," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes OKU, Andi Prapto di Baturaja, Rabu.
Dia mengatakan, ratusan penderita penyakit TBC ini mulai dari pasien anak hingga dewasa yang dirawat di rumah sakit di Kabupaten OKU, namun tidak ada korban jiwa.
Untuk menekan angka penyebarannya, kata dia, pihaknya melakukan upaya pelacakan kasus sedini mungkin melalui pemeriksaan kontak erat pasien TBC.
Dinas Kesehatan OKU pun melakukan uji skrining terhadap warga yang rentan mengidap TBC untuk mengoptimalkan angka penemuan kasus penyakit tersebut secara aktif dan masif pada kelompok komunal yang berisiko tinggi.
"Karena semakin banyak ditemukan kasus tersebut maka lebih cepat memutus rantai penyebarannya," jelasnya.
Andi menjelaskan, Tuberkulosis atau yang juga dikenal dengan TBC adalah penyakit paru-paru akibat kuman mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini menimbulkan beberapa gejala berupa batuk yang berlangsung lama, lemas, berat badan turun, tidak nafsu makan, nyeri dada dan berkeringat di malam hari.
Penyakit ini pun mudah menular pada manusia yang memiliki daya tahan tubuh rendah melalui percikan ludah yang keluar dari penderita TBC ketika berbicara, batuk dan bersin.
"TBC ini tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga tulang, usus atau kelenjar. Bahkan bisa menyebabkan kematian," ujar dia.