Palembang (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Lubuklinggau, Kanwil Kemenkumham Sumatera Selatan membangun sarana asimilasi dan edukasi bagi narapidana atau warga binaan pemasyarakatan (WBP).
"Sarana asimilasi dan edukasi adalah tempat untuk membina dan mendidik WBP sebelum mereka keluar dan kembali ke masyarakat setelah menjalani masa pidananya," kata Kepala Lapas Lubuklinggau Hamdi Hasibuan, di Lubuklinggau, Sabtu.
Dia menjelaskan dengan adanya fasilitas yang memadai, diharapkan kegiatan pembinaan keterampilan dan kemandirian serta edukasi WBP bisa berjalan optimal dan berhasil sesuai harapan bersama.
Pembangunan fasilitas asimilasi dan edukasi di Lapas Lubuklinggau bekerja sama dengan Dinas Perikanan Pemkot setempat dengan membuat kolam ikan yang dapat dimanfaatkan warga binaan sebagai tempat belajar dan praktik budidaya ikan.
Mengenai ukuran keberhasilan pembinaan terhadap narapidana/WBP, sekarang ini bukan lagi sekadar memperoleh nilai baik yang tercantum dalam Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana (SPPN),
namun dapat mempraktikkan dengan baik hasil dari pembinaan dan edukasi.
Narapidana diharapkan produktif atau dapat mempraktikkan dengan baik hasil dari proses pembinaan dan edukasi yang telah mereka lalui selama menjalani masa pidana.
Kemudian bagaimana mereka sanggup kembali membentuk kepercayaan diri di lingkungan tempat tinggal bersama keluarga, menghilangkan stigmatisasi yang kurang baik terhadap diri sendiri setelah bebas, ujar Kalapas Hamdi.
Sementara Kakanwil Kemenkumham Sumsel Ilham Djaya didampingi Kadiv Administrasi Rahmi Widhiyanti meresmikan fasilitas SAE dan meninjau beberapa pembangunan di Lapas Lubuklinggau baru-baru ini.
Selain meninjau fasilitas tersebut, Ilham Djaya bersama rombongan juga meninjau kegiatan renovasi Kantor Lapas Kelas II A Lubuklinggau, serta meresmikan aula dan fasilitas pendukung pelayanan publik.
Kemudian melakukan penebaran benih ikan di kolam yang ada di fasilitas sarana asimilasi dan edukasi WBP Lapas Lubuklinggau.
Dalam kesempatan itu Kakanwil Ilham Djaya mengapresiasi Kalapas Libuklinggau Hamdi
yang berhasil melaksanakan beberapa kegiatan pembangunan dan renovasi.
Gedung dan fasilitas pendukung pembinaan WBP di Lapas Libuklinggau sudah semakin bagus, ini bukti bahwa Kalapasnya sangat memperhatikan kenyamanan WBP, pengunjung, dan pegawainya.
"Jika pegawai nyaman, WBP dapat menjalani pembinaan dan edukasi dengan baik, serta keluarga dan kerabat warga binaan bisa difasilitasi berkunjung di tempat yang memadai, pastinya dapat meningkatkan kinerja Lapas Lubuklinggau itu," jelasnya.
Kakanwil Kemenkumham Sumsel berharap melalui sarana asimilasi dan edukasi (SAE) tersebut dapat meningkatkan keterampilan (skil) warga binaan khususnya dalam peternakan ikan, sehingga skil tersebut bisa diaplikasikan oleh warga binaan ketika mereka kembali ke masyarakat.
“Semoga SAE ini dapat dimanfaatkan dengan maksimal sebagai media pembinaan kemandirian warga binaan untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan WBP sehingga nantinya dapat kembali bekerja yang mandiri, memiliki kreativitas, tertib, dan bertanggung jawab,” kata Ilham Djaya.
"Sarana asimilasi dan edukasi adalah tempat untuk membina dan mendidik WBP sebelum mereka keluar dan kembali ke masyarakat setelah menjalani masa pidananya," kata Kepala Lapas Lubuklinggau Hamdi Hasibuan, di Lubuklinggau, Sabtu.
Dia menjelaskan dengan adanya fasilitas yang memadai, diharapkan kegiatan pembinaan keterampilan dan kemandirian serta edukasi WBP bisa berjalan optimal dan berhasil sesuai harapan bersama.
Pembangunan fasilitas asimilasi dan edukasi di Lapas Lubuklinggau bekerja sama dengan Dinas Perikanan Pemkot setempat dengan membuat kolam ikan yang dapat dimanfaatkan warga binaan sebagai tempat belajar dan praktik budidaya ikan.
Mengenai ukuran keberhasilan pembinaan terhadap narapidana/WBP, sekarang ini bukan lagi sekadar memperoleh nilai baik yang tercantum dalam Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana (SPPN),
namun dapat mempraktikkan dengan baik hasil dari pembinaan dan edukasi.
Narapidana diharapkan produktif atau dapat mempraktikkan dengan baik hasil dari proses pembinaan dan edukasi yang telah mereka lalui selama menjalani masa pidana.
Kemudian bagaimana mereka sanggup kembali membentuk kepercayaan diri di lingkungan tempat tinggal bersama keluarga, menghilangkan stigmatisasi yang kurang baik terhadap diri sendiri setelah bebas, ujar Kalapas Hamdi.
Sementara Kakanwil Kemenkumham Sumsel Ilham Djaya didampingi Kadiv Administrasi Rahmi Widhiyanti meresmikan fasilitas SAE dan meninjau beberapa pembangunan di Lapas Lubuklinggau baru-baru ini.
Selain meninjau fasilitas tersebut, Ilham Djaya bersama rombongan juga meninjau kegiatan renovasi Kantor Lapas Kelas II A Lubuklinggau, serta meresmikan aula dan fasilitas pendukung pelayanan publik.
Kemudian melakukan penebaran benih ikan di kolam yang ada di fasilitas sarana asimilasi dan edukasi WBP Lapas Lubuklinggau.
Dalam kesempatan itu Kakanwil Ilham Djaya mengapresiasi Kalapas Libuklinggau Hamdi
yang berhasil melaksanakan beberapa kegiatan pembangunan dan renovasi.
Gedung dan fasilitas pendukung pembinaan WBP di Lapas Libuklinggau sudah semakin bagus, ini bukti bahwa Kalapasnya sangat memperhatikan kenyamanan WBP, pengunjung, dan pegawainya.
"Jika pegawai nyaman, WBP dapat menjalani pembinaan dan edukasi dengan baik, serta keluarga dan kerabat warga binaan bisa difasilitasi berkunjung di tempat yang memadai, pastinya dapat meningkatkan kinerja Lapas Lubuklinggau itu," jelasnya.
Kakanwil Kemenkumham Sumsel berharap melalui sarana asimilasi dan edukasi (SAE) tersebut dapat meningkatkan keterampilan (skil) warga binaan khususnya dalam peternakan ikan, sehingga skil tersebut bisa diaplikasikan oleh warga binaan ketika mereka kembali ke masyarakat.
“Semoga SAE ini dapat dimanfaatkan dengan maksimal sebagai media pembinaan kemandirian warga binaan untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan WBP sehingga nantinya dapat kembali bekerja yang mandiri, memiliki kreativitas, tertib, dan bertanggung jawab,” kata Ilham Djaya.