Depok (ANTARA) - Letnan Kolonel Deodatus Andreas Deddy Cahyadi Sunjoyo atau yang lebih populer dengan nama Deddy Corbuzier mengatakan aksi bela negara tidak hanya sebatas kegiatan militer, tetapi juga dapat dikembangkan melalui potensi kreatif masyarakat, khususnya oleh generasi muda.
"Kreativitas penting untuk menggemakan semangat patriotisme karena dapat menjadi alat yang ampuh untuk membangun rasa cinta terhadap tanah air. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan sosial media sebagai sarana implementasi bentuk-bentuk bela negara," kata Deddy Corbuzier dalam keterangannya, Rabu.
Hal itu dikatakan Deddy Corbuzier ketika menjadi pembicara utama pada Seminar Bela Negara yang diadakan oleh Program Studi Sarjana Terapan Bisnis Kreatif, Departemen Administrasi dan Bisnis Terapan, Vokasi Universitas Indonesia (UI).
Seminar bertajuk “Membangun Generasi Kreatif yang Patriotik” tersebut diadakan, di Auditorium Vokasi, Kampus UI Depok.
Menurut dia Indonesia butuh generasi muda yang kreatif dan cinta tanah air untuk ikut serta memajukan industri kreatif lewat karya-karya. Dengan memanfaatkan platform digital, setiap individu memiliki kesempatan untuk berperan aktif dalam bela negara.
Seseorang dapat mengedukasi dan meningkatkan mutu masyarakat melalui konten-konten kreatif di media sosial. Bahkan, pesan yang serius dapat disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan memikat.
Lebih lanjut, Deddy mengatakan bahwa tidak semua bentuk bela negara memiliki dampak yang positif. Pembicaraan mengenai SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) merupakan bentuk bela negara yang sayangnya sering kali menjadi sumber perpecahan bangsa.
Ia berpendapat bahwa SARA seharusnya dapat menjadi perekat yang menyatukan masyarakat, bukan pemisah.
Selain itu, ia juga menyoroti tentang banyaknya orang dengan pemikiran kurang bijak yang berani bersuara, sedangkan orang bijak sering kali memilih bungkam.
Oleh karena itu, ia mengingatkan agar generasi muda menggunakan media sosial dengan bijak dengan tidak menyebarkan hoaks atau konten yang dapat memecah belah masyarakat.
“Jadi tugas kalian itu dalam bentuk kreatif. Melakukan apa pun itu mudah, yang penting kuat mental, positive culture, dan berani bersuara. Sebab, negara kita akan hancur bukan karena banyak orang bodoh dan jahat bersuara, tetapi karena orang yang baik, pintar, dan kreatif tidak berani bicara,” kata Deddy menyimpulkan.
Dalam acara tersebut, Deddy Corbuzier turut didampingi istrinya, Sabrina Chairunissa, serta kedua anaknya, Nada Tarina Putri dan Azkanio Nikola Corbuzier.
Dalam suasana yang penuh semangat, seminar bela negara yang berlangsung selama dua jam ini dihadiri oleh 340 peserta yang terdiri atas mahasiswa Vokasi UI dan masyarakat umum.
"Kreativitas penting untuk menggemakan semangat patriotisme karena dapat menjadi alat yang ampuh untuk membangun rasa cinta terhadap tanah air. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan sosial media sebagai sarana implementasi bentuk-bentuk bela negara," kata Deddy Corbuzier dalam keterangannya, Rabu.
Hal itu dikatakan Deddy Corbuzier ketika menjadi pembicara utama pada Seminar Bela Negara yang diadakan oleh Program Studi Sarjana Terapan Bisnis Kreatif, Departemen Administrasi dan Bisnis Terapan, Vokasi Universitas Indonesia (UI).
Seminar bertajuk “Membangun Generasi Kreatif yang Patriotik” tersebut diadakan, di Auditorium Vokasi, Kampus UI Depok.
Menurut dia Indonesia butuh generasi muda yang kreatif dan cinta tanah air untuk ikut serta memajukan industri kreatif lewat karya-karya. Dengan memanfaatkan platform digital, setiap individu memiliki kesempatan untuk berperan aktif dalam bela negara.
Seseorang dapat mengedukasi dan meningkatkan mutu masyarakat melalui konten-konten kreatif di media sosial. Bahkan, pesan yang serius dapat disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan memikat.
Lebih lanjut, Deddy mengatakan bahwa tidak semua bentuk bela negara memiliki dampak yang positif. Pembicaraan mengenai SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) merupakan bentuk bela negara yang sayangnya sering kali menjadi sumber perpecahan bangsa.
Ia berpendapat bahwa SARA seharusnya dapat menjadi perekat yang menyatukan masyarakat, bukan pemisah.
Selain itu, ia juga menyoroti tentang banyaknya orang dengan pemikiran kurang bijak yang berani bersuara, sedangkan orang bijak sering kali memilih bungkam.
Oleh karena itu, ia mengingatkan agar generasi muda menggunakan media sosial dengan bijak dengan tidak menyebarkan hoaks atau konten yang dapat memecah belah masyarakat.
“Jadi tugas kalian itu dalam bentuk kreatif. Melakukan apa pun itu mudah, yang penting kuat mental, positive culture, dan berani bersuara. Sebab, negara kita akan hancur bukan karena banyak orang bodoh dan jahat bersuara, tetapi karena orang yang baik, pintar, dan kreatif tidak berani bicara,” kata Deddy menyimpulkan.
Dalam acara tersebut, Deddy Corbuzier turut didampingi istrinya, Sabrina Chairunissa, serta kedua anaknya, Nada Tarina Putri dan Azkanio Nikola Corbuzier.
Dalam suasana yang penuh semangat, seminar bela negara yang berlangsung selama dua jam ini dihadiri oleh 340 peserta yang terdiri atas mahasiswa Vokasi UI dan masyarakat umum.