Yogyakarta (Antarasumsel.com) - Peneliti senior Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Sukamdi mengungkapkan ada empat permasalahan serius yang dihadapi penduduk Indonesia.
"Paling tidak, ada empat permasalahan serius yang dihadapi oleh penduduk Indonesia. Dan, itu menuntut tanggung jawab pemerintah," ujar dia ditemui di Kampus Program Doktor Studi Kebijakan, di Yogyakarta, Jumat.
Sukamdi yang juga Dosen Fakultas Geografi itu menyebutkan keempat permasalahan itu, pertama adalah kesenjangan ekonomi atau gini rasio antara kelompok 20 persen penduduk berpenghasilan teratas dengan kelompok 40 persen penduduk berpenghasilan terendah.
Kedua, kesenjangan antara sektor perekonomian di perkotaan dan sektor perekonomian di perdesaan. Sektor perekonomian di perkotaan lebih berpeluang besar memberikan dampak ekonomi kepada masyarakatnya.
"Itu sebab banyak penduduk lebih memilih untuk bekerja di perkotaan daripada di perdesaan," kata Sukamdi.
Ketiga, lanjut dia, kesenjangan dukungan sektor industri terhadap perekonomian di perdesaan dibanding perkotaan.
Keempat adalah kesenjangan area dan lahan pertanian yang dimiliki oleh petani. Produktivitas petani atau pekerja di perdesaan lebih rendah dibanding produktivitas penduduk di perkotaan.
Menurut dia, selama ini pemerintah tidak optimal menyelesaikan permasalahan itu sehingga semakin memperburuk kondisi masyarakat yang terus terkurung dalam persoalan kemiskinan.
"Akibat tidak selesainya masalah tersebut, maka kini semakin sulit bagi pemerintah untuk mengatasinya," katanya.
"Paling tidak, ada empat permasalahan serius yang dihadapi oleh penduduk Indonesia. Dan, itu menuntut tanggung jawab pemerintah," ujar dia ditemui di Kampus Program Doktor Studi Kebijakan, di Yogyakarta, Jumat.
Sukamdi yang juga Dosen Fakultas Geografi itu menyebutkan keempat permasalahan itu, pertama adalah kesenjangan ekonomi atau gini rasio antara kelompok 20 persen penduduk berpenghasilan teratas dengan kelompok 40 persen penduduk berpenghasilan terendah.
Kedua, kesenjangan antara sektor perekonomian di perkotaan dan sektor perekonomian di perdesaan. Sektor perekonomian di perkotaan lebih berpeluang besar memberikan dampak ekonomi kepada masyarakatnya.
"Itu sebab banyak penduduk lebih memilih untuk bekerja di perkotaan daripada di perdesaan," kata Sukamdi.
Ketiga, lanjut dia, kesenjangan dukungan sektor industri terhadap perekonomian di perdesaan dibanding perkotaan.
Keempat adalah kesenjangan area dan lahan pertanian yang dimiliki oleh petani. Produktivitas petani atau pekerja di perdesaan lebih rendah dibanding produktivitas penduduk di perkotaan.
Menurut dia, selama ini pemerintah tidak optimal menyelesaikan permasalahan itu sehingga semakin memperburuk kondisi masyarakat yang terus terkurung dalam persoalan kemiskinan.
"Akibat tidak selesainya masalah tersebut, maka kini semakin sulit bagi pemerintah untuk mengatasinya," katanya.