Fakta-fakta serangan brutal Israel di Jalur Gaza

id gaza,palestina,israel,serangan udara,gencatan senjata

Fakta-fakta serangan brutal Israel di Jalur Gaza

Warga berada di antara reruntuhan bangunan di kawasan permukiman Shuja'iyya, sebelah timur Kota Gaza, pada 18 Maret 2025. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Jakarta (ANTARA) - Rezim Zionis kembali melancarkan serangan brutal ke Jalur Gaza, wilayah kantong Palestina yang dikepung Israel, pada Selasa (18/3) dini hari.

Serangan terbaru itu berlangsung mulai pukul 2 pagi waktu setempat ketika sebagian warga Gaza bersiap untuk santap sahur dan sebagian lainnya hanya menunggu waktu fajar untuk memulai puasa karena tidak memiliki makanan.

Aksi Israel ituterbesar sejak gencatan senjata antara Israel dan kelompok perjuangan Palestina, Hamas, diberlakukan pada 19 Januarimenuai kecaman dari berbagai negara, termasuk Indonesia, dan organisasi-organisasi internasional.

Apa dampak serangan itu terhadap warga sipil di Gaza dan kelanjutan negosiasi Israel-Hamas untuk mengakhiri konflik? Berikut adalah fakta-faktanya.

Ratusan warga Palestina tewas

Meski berlangsung hanya sehari, serangan Israel itu telah menewaskan lebih dari 404 warga Palestina dan melukai 562 lainnya, menurut data otoritas kesehatan setempat.

Angka kematian itu menambah jumlah korban tewas di kalangan penduduk sipil Gaza hingga 48.500 lebih, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, sejak Israel melancarkan perang pada Oktober 2023.

Perintah evakuasi

Usai melancarkan serangan mematikan itu, Israel kemudian memerintahkan warga di sejumlah kawasan permukiman di Beit Hanoun dan Khan Younis untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Namun, tidak ada informasi yang jelas mengenai tempat tujuan yang aman bagi warga sipil.

Perintah itu menjadi perintah evakuasi pertama di Jalur Gaza sejak 15 Januari.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan luas kawasan mendapat perintah evakuasi mencapai sekitar 23 kilometer persegi, atau lebih dari 6 persen luas wilayah kantong itu, dan mencakup lebih dari puluhan lokasi yang selama ini menampung pengungsi.