Instansi kehutanan bersama aktivis lingkungan Sumsel bahas emisi GRK

id Instansi kehutanan, aktivis lingkungan, aktivis lingkungan sumsel, sumsel, iklim, perubahan iklim, degirestasi, folu net

Instansi kehutanan bersama aktivis lingkungan Sumsel bahas emisi GRK

Ketua DPRD Sumsel, Andie Dinialdie, perwakilan instansi kehutanan dan aktivis lingkungan di Sumsel dalam acara diskusi aksi tekan emisi GRK, di Palembang Rabu (22/1/2025). ANTARA/Yudi Abdullah

Palembang (ANTARA) - Instansi kehutanan dan aktivis lingkungan di wilayah Sumatera Selatan bersama Ketua DPRD provinsi, Andie Dinialdie bersama-sama membahas perkembangan aksi pemanfaatan hutan dan lahan lainnya untuk menekan emisi karbon/gas rumah kaca (GRK).

Pembahasan progres aksi pemanfaatan hutan dan lahan lainnya (forestry and other land use -Folu) untuk menekan emisi GRK (Folu Net Sink) dilakukan melalui diskusi yang digelar Perkumpulan Lingkar Hijau sebagai organisasi lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat Sumsel, di Palembang, Rabu.

Ketua DPRD Sumsel, Andie Dinialdie pada saat mengawali diskusi itu menyampaikan apresiasi kepada aktivis Lingkar Hijau dan organisasi lingkungan lainnya di provinsi setempat yang terus melakukan aksi pelestarian lingkungan dan Folu Net Sink untuk mengatasi perubahan iklim ekstrem yang mulai berdampak menimbulkan bencana ekologis.

Aksi pelestarian atau penyelamatan lingkungan yang telah dilakukan oleh aktivis lingkungan dan sejumlah instansi kehutanan seperti Balai Pengolahan Hutan (BPH), Dinas Kehutanan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel perlu terus digalakkan secara bersama-sama.

Dengan sinergisitas antara instansi kehutanan dan organisasi lingkungan hidup, aksi penyelamatan lingkungan seperti pengurangan emisi, alih fungsi/penggundulan hutan (deforestasi), pemulihan ekosistem, dan pencegahan kebakaran hutan, di provinsi dengan 17 kabupaten/kota itu dapat berjalan optimal.

"Untuk mendukung aksi perbaikan iklim dan penyelamatan lingkungan dari pengeruk sumber daya alam, saya akan mendukung dan memfasilitasi melalui fungsi legislasi, pengawasan, dan anggaran. Bahkan bila perlu dibuat perdanya," ujar mantan kader konservasi itu.

Sementara Direktur Lingkar Hijau Sumsel, Anwar Sadat menjelaskan bahwa provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu termasuk sebagai salah satu dari 12 provinsi di Tanah Air yang ditunjuk melaksanakan rencana kerja detail/sub rencana kerja nasional.

Guna mendukung tercapainya program "Folu Net Sink" di Sumsel, pihaknya berikhtiar melakukan upaya pada satu landskap yang ada di provinsi setempat yakni kawasan hidrologi gambut (KHG).

Kawasan hidrologi gambut itu seperti di Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin (Muba) dengan harapan menjadi satu role model di dalam pengelolaan hutan dan lahan khususnya lahan gambut dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder) di daerah.

Folu Net Sink merupakan salah satu program di sektor kehutanan yang diharapkan berkontribusi besar terhadap penurunan emisi sesuai dengan target Enhance National Determinate Carbon (ENDC).

Hal itu sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 98/2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk pencapaian target kontribusi yang ditetapkan secara nasional dan pengendalian emisi GRK dalam pembangunan nasional.

Dalam Pasal 3 Ayat (4) disebutkan bahwa pengurangan emisi GRK utamanya didukung oleh sektor kehutanan sebagai penyimpan karbon dengan pendekatan carbon net sink atau dikenal dengan Folu Net Sink yang merupakan sebuah kondisi ingin dicapai melalui aksi mitigasi penurunan emisi GRK dari sektor kehutanan dan lahan dengan kondisi di mana tingkat serapan sudah lebih tinggi dari tingkat emisi pada 2030.

Untuk menurunkan emisi GRK sesuai target tersebut, pihaknya terus berupaya melakukan aksi bersama dengan instansi yang menaungi bidang kehutanan dan lingkungan hidup sesuai tugas dan fungsi masing-masing.

Dalam mengurangi emisi GRK di sektor kehutanan dan pemanfaatan lahan lainnya (folu) ada empat strategi utama yakni menghindari deforestasi, konservasi dan pengelolaan hutan lestari.

Kemudian perlindungan dan restorasi lahan gambut, serta peningkatan serapan karbon.

Berdasarkan empat strategi tersebut telah diturunkan menjadi 15 kegiatan mitigasi yang tujuh di antaranya yakni perhutanan sosial, konservasi, keanekaragaman hayati, pengurangan laju deforestasi lahan mineral.

Selanjutnya pengurangan laju deforestasi lahan gambut dan mangrove, pengurangan laju degradasi hutan lahan gambut dan mangrove, restorasi gambut dan perbaikan tata air gambut, jelas Anwar Sadat.

Pengendali Ekosistem Hutan Madya BKSDA Sumsel, Shabiliani Mareti menambahkan ada empat kawasan target aksi program Folu Net Sink di provinsi ini yakni Suaka Margasatwa (SM) Dangku Musi Banyuasin, SM Gumai Tebing Tinggi Lahat, SM Gunung Raya OKU Selatan, dan SM Padang Sugihan Banyuasin.

Dalam empat kawasan target aksi program tersebut dilakukan pemulihan ekosistem, habitat satwa liar dilindungi seperti harimau Sumatera, serta
pencegahan deforestasi dan degradasi di area hutan sekitar 51 ribu hektare.

Untuk menjalankan program tersebut tidak mungkin bisa dilakukan oleh instansi bidang kehutanan dan lingkungan secara sendiri-sendiri, sehingga perlu sinergisitas antar instansi terkait, kata Shabiliani.