Kopi peninggalan Belanda di Batu Patah Payo

id Agro Wisata Batu Patah Payo

Kopi peninggalan Belanda di Batu Patah Payo

Agro Wisata Batu Patah Payo di Kota Solok terus dikembangkan hingga laik untuk dikunjungi wisatawan. ANTARA/Miko Elfisha

Padang (ANTARA) -
Gerimis yang turun menjelang siang membasahi jalan menuju Agro Wisata Batu Patah Payo di Tanah Garam, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, Sumatera Barat.

Jalan dengan tanjakan yang lumayan curam sepanjang sekitar 4 kilometer dari jalan utama Padang Panjang -- Solok itu menjadi agak licin sehingga pengendara harus hati-hati untuk mendakinya.

Apalagi, sepeda motor milik warga sekitar sekali-sekali juga melintas di jalan itu sehingga pengendara wajib untuk membunyikan klakson saat di tikungan.

Siang itu, cuaca di Agro Wisata Batu Patah Payo terasa dingin. Maklum, lokasinya berada sekitar 700-1.100 meter di atas permukaan laut, ditambah lagi gerimis masih jatuh cukup rapat.
 
Makanya kopi tubruk panas rasanya tidak laik untuk ditolak saat cuaca seperti itu. Wangi kopi segera menembus indera penciuman saat saat dihidangkan. Serasa ingin langsung menyeruput. Akan tetapi segelas kopi panas bisa membuat bibir melepuh.
 
Trik di kampung-kampung, kopi panas itu dituangkan sedikit ke atas tadah atau piring kecil yang biasanya dijadikan alas gelas kopi saat disajikan. Kopi di piring kecil itu bisa langsung diseruput satu menit setelah dituangkan.
 
Menyeruput langsung dari piring kecil itu  rasanya sungguh nikmat. Apalagi, angin di Agro Wisata Batu Patah Payo itu cukup kencang. Dingin. Pemandangan yang terhampar juga indah luar sehingga rasa kopi terasa makin nikmat.