Festival Seni Agam hadirkan alat musik usia 200 tahun
"Gandang Tigo merupakan tradisi kami sejak dulu turun temurun, sudah 45 tahun kami bermain bertiga. Saat ini susah mencari penerus karena aturan memainkannya yang juga rumit," kata pemain Gandang Tigo, Ardinus Malin Batuah (63).
Alat musik ini hanya diijinkan dimainkan untuk acara tertentu, seperti prosesi pengangkatan tokoh adat yang disebut Penghulu, Alek Nagari, dan panen raya.
"Gandang Tigo bisa berkolaborasi dengan jenis alat musik lainnya seperti tambua, talempong, piano, dan lainnya. Kami meyakini ini hanya satu-satunya di Indonesia," katanya.
Selain Gandang Tigo, bukti sejarah lama yang dimunculkan dalam festival seni ini adalah pakaian adat Minangkabau yang juga telah berusia ratusan tahun, berupa penutup kepala dengan sebutan Tingkuluak yang diklaim berumur 200 tahun dengan pemilik terakhir wafat saat berusia 104 tahun.
"Tingkuluak Katia dan Tingkuluak Cabuik namanya, ini hanya dimiliki dan dipakai oleh keturunan Datuak di Minangkabau, khususnya di Sungai Janiah, kampuang kami. Usianya 200 tahun, hanya dipakai di acara adat," kata seorang warga, Siti Jamilah.
Selain pameran seni, Pemerintah Tabek Panjang juga meluncurkan Gandang Tigo menjadi nominator warisan budaya tak benda bersama objek wisata Ikan Sakti Sungai Janiah yang berada di daerah setempat.
Nagari Tabek Panjang memiliki tiga jorong yang memiliki potensi ekonomi mulai dari Jorong Sungai Janiah dengan potensi pariwisatanya, Jorong Baso dengan perdagangan dan pendidikan, serta Jorong Tabek Panjang dengan potensi unggulan di bidang pertanian.