"Doraemon The Movie: Nobita's Sky", pelajaran soalpersahabatan

id doraemon the movie, nobita's sky utopia,film doraemon, film animasi jepang

"Doraemon The Movie: Nobita's Sky", pelajaran soalpersahabatan

Salah satu adegan dalam animasi "Doraemon the Movie: Nobita's Sky Utopia" (ANTARA/Twitter/@doraemonChannel)

JAKARTA (ANTARA) - Memiliki teman yang jail dan sombong atau keras kepala dan perundung yang mengintimidasi, bukan berarti harus pergi berpindah planet untuk menghindarinya. Keragaman sifat mereka itulah yang membuat pergaulan menjadi berwarna, meski sifat uniknya kerap memercik konflik.

Gambaran pergolakan batin Nobita itu tertuang apik dalam film "Doraemon The Movie: Nobita’s Sky Utopia" yang saat ini tengah tayang di bioskop tanah air. Petualangan Nobita mencari kesempurnaan ke negara fantasi Utopia bermula dari cerita Hidetoshi Dekisugi yang membaca buku fiksi.

Dekisugi sudah memperingatkan bahwa negara Utopia tidak benar-benar ada, namun cerita tentang negara yang penduduknya bahagia tanpa konflik itu telah membuat Nobita penasaran. Tak berhasil membujuk Doraemon untuk mencari Utopia, Nobita kabur ke hutan belakang sekolah. Saat merebahkan tubuhnya menatap ke langit, tiba-tiba Nobita melihat Utopia, negara berbentuk bulan sabit di angkasa.

Nobita berlari pulang mengabarkan apa yang dilihatnya itu kepada Doraemon. Setelah mencari berbagai referensi mengenai Utopia, mereka bersiap melakukan perjalanan petualangan dengan mengajak Shizuka Minamoto. Tapi Suneo Honekawa dan Takeshi Gouda (Giant) yang mencuri dengar rencana itu (seperti biasa) memaksa ikut serta.
 

Berangkatlah mereka (Doraemon, Nobita, Shizuka, Suneo, dan Giant) terbang menggunakan pesawat penjelajah waktu menuju ke Afrika di tahun 1972. Meski sempat mendapat serangan hingga pesawat mengalami kerusakan, rombongan petualang itu berhasil mendarat di negara Paradapia berkat pertolongan robot kucing hitam dari abad ke-22 Sonya, yang semula menyerangnya.