BPBD Sumsel minta bantuan unit helikopter atasi karhutla
Sumsel menjadi satu dari tiga provinsi di Sumatera yang dinilai BPBD rawan mengalami karhutla. Dua lainnya, Jambi dan Riau.
Palembang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan meminta bantuan unit helikopter patroli dan pembom air (water bombing) untuk memperkuat sarana dan prasarana kesiapan menghadapi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2022.
Kepala BPBD Sumsel Iriansyah di Palembang, Rabu mengatakan pihaknya telah mengajukan kebutuhan ke BPBD Pusat sebanyak empat unit helikopter patroli dan empat unit helikopter pembom air.
“Helikopter ini sangat dibutuhkan untuk menjangkau daerah-daerah pelosok yang tidak dapat dijangkau oleh personel Satgas Darat Karhutla,” kata Iriansyah setelah Apel Siaga Satgas Karhutla Sumsel tahun 2022 di halaman Griya Agung Palembang.
Ia mengatakan sebagai daerah yang memiliki tingkat kerawanan bencana karhutla, Sumsel mengharapkan kebutuhan unit helikopter itu dapat diprioritaskan agar kegiatan mitigasi karhutla dapat lebih optimal.
Baca juga: Teknologi terkini padamkan karhutla
Sejauh ini Sumsel sudah menetapkan status Siaga Karhutla dari 19 April hingga November 2022 karena memperkirakan puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus mendatang.
Untuk personel, Sumsel menyiapkan ribuan personel yang terdiri dari perwakilan TNI/Polri, KLHK, BPBD, Manggala Agni, Regu Pemadam Kebakaran (RPK) hingga Masyarakat Peduli Api (MPA).
Selain itu juga menyiapkan kendaraan operasional, kendaraan pemadam, mesin pompa hingga peralatan komunikasi.
Ia menjelaskan, upaya mitigasi akan lebih dikedepankan seperti pengalaman tahun-tahun sebelumnya.
Sejauh ini titik api (hotspot) masih belum ditemukan di 12 kabupaten/kota di Sumsel karena masih terjadi hujan dalam beberapa pekan terakhir.
Walau demikian, Sumsel tetap meningkatkan kewaspadaan karena memiliki areal perkebunan, pertanian dan gambut yang cukup luas dengan total mencapai 9 juta hektare.
Baca juga: Sumsel siapkan ribuan personel karhutla 2022
“Justru potensi kebakaran hutan dan lahan itu ada di desa, oleh karena itu penting sekali peran satgas di sini berkolaborasi dengan masyarakat,” kata dia.
Sumsel menjadi satu dari tiga provinsi di Sumatera yang dinilai BPBD rawan mengalami karhutla. Dua lainnya, Jambi dan Riau.
Direktur Pengelolaan dan Peralatan Logistik BNPB Rustian dalam kesempatan yang sama mengatakan pihaknya akan mengirimkan kebutuhan unit helikopter secara bertahap ke Sumsel.
Bukan hanya kebutuhan Satgas Udara Karhutla, pihaknya juga memperkuat Satgas Darat.
“Kami belajar dari tahun-tahun sebelumnya, betapa mitigasi menjadi lebih penting dibandingkan penindakan. Walau tahun ini kemarau basah tapi tetap harus waspada, pada prinsipnya dana pemerintah tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” kata dia.
Baca juga: APP Sinar Mas dukung Teknologi Modifikasi Cuaca di Sumsel-Jambi
Baca juga: Luas kebakaran hutan dan lahan di Sumsel meningkat pada 2022
Kepala BPBD Sumsel Iriansyah di Palembang, Rabu mengatakan pihaknya telah mengajukan kebutuhan ke BPBD Pusat sebanyak empat unit helikopter patroli dan empat unit helikopter pembom air.
“Helikopter ini sangat dibutuhkan untuk menjangkau daerah-daerah pelosok yang tidak dapat dijangkau oleh personel Satgas Darat Karhutla,” kata Iriansyah setelah Apel Siaga Satgas Karhutla Sumsel tahun 2022 di halaman Griya Agung Palembang.
Ia mengatakan sebagai daerah yang memiliki tingkat kerawanan bencana karhutla, Sumsel mengharapkan kebutuhan unit helikopter itu dapat diprioritaskan agar kegiatan mitigasi karhutla dapat lebih optimal.
Baca juga: Teknologi terkini padamkan karhutla
Sejauh ini Sumsel sudah menetapkan status Siaga Karhutla dari 19 April hingga November 2022 karena memperkirakan puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus mendatang.
Untuk personel, Sumsel menyiapkan ribuan personel yang terdiri dari perwakilan TNI/Polri, KLHK, BPBD, Manggala Agni, Regu Pemadam Kebakaran (RPK) hingga Masyarakat Peduli Api (MPA).
Selain itu juga menyiapkan kendaraan operasional, kendaraan pemadam, mesin pompa hingga peralatan komunikasi.
Ia menjelaskan, upaya mitigasi akan lebih dikedepankan seperti pengalaman tahun-tahun sebelumnya.
Sejauh ini titik api (hotspot) masih belum ditemukan di 12 kabupaten/kota di Sumsel karena masih terjadi hujan dalam beberapa pekan terakhir.
Walau demikian, Sumsel tetap meningkatkan kewaspadaan karena memiliki areal perkebunan, pertanian dan gambut yang cukup luas dengan total mencapai 9 juta hektare.
Baca juga: Sumsel siapkan ribuan personel karhutla 2022
“Justru potensi kebakaran hutan dan lahan itu ada di desa, oleh karena itu penting sekali peran satgas di sini berkolaborasi dengan masyarakat,” kata dia.
Sumsel menjadi satu dari tiga provinsi di Sumatera yang dinilai BPBD rawan mengalami karhutla. Dua lainnya, Jambi dan Riau.
Direktur Pengelolaan dan Peralatan Logistik BNPB Rustian dalam kesempatan yang sama mengatakan pihaknya akan mengirimkan kebutuhan unit helikopter secara bertahap ke Sumsel.
Bukan hanya kebutuhan Satgas Udara Karhutla, pihaknya juga memperkuat Satgas Darat.
“Kami belajar dari tahun-tahun sebelumnya, betapa mitigasi menjadi lebih penting dibandingkan penindakan. Walau tahun ini kemarau basah tapi tetap harus waspada, pada prinsipnya dana pemerintah tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” kata dia.
Baca juga: APP Sinar Mas dukung Teknologi Modifikasi Cuaca di Sumsel-Jambi
Baca juga: Luas kebakaran hutan dan lahan di Sumsel meningkat pada 2022