Jakarta (ANTARA) - Volkswagen membantah adanya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di pabrik Xinjiang, China, dan berencana untuk melanjutkan operasi di pabrik tersebut.
"Kami pergi ke sana dan seperti di (pabrik) manapun di dunia, kami memastikan untuk menerapkan standar perburuhan kami serta menghormati perbedaan budaya dan agama," kata Chief Executive Volkswagen Herbert Diess kepada surat kabar Handelsblatt, dikutip dari Reuters, Selasa.
Volkswagen, yang memiliki usaha patungan dengan produsen mobil terbesar China SAIC Motor, sejak 2013 menjalankan pabrik di Urumqi, Xinjiang. Negara-negara Barat dan kelompok pembela HAM mengatakan bahwa etnis Uyghur ditahan di kamp dan mengalami penyiksaan di sana sebagai tenaga kerja paksa.
Menurut laporan Der Spiegel, Kementerian Ekonomi Jerman menolak memberikan VW jaminan untuk menutupi investasi baru di China karena dugaan tersebut.
Namun, China telah berulang kali membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa yang disebut kamp penahanan sebenarnya merupakan fasilitas pelatihan kejuruan.
Selain di China, Volkswagen juga menghadapi tekanan untuk mengatasi masalah HAM di Brazil, di mana jaksa penuntut umum telah meluncurkan penyelidikan atas dugaan pelanggaran HAM.
Berita Terkait
Bawaslu Sumsel tindaklanjuti laporan pelanggaran netralitas oleh kades
Rabu, 13 November 2024 21:50 Wib
Camat dan lurah di Sleman disidang Bawaslu terkait pelanggaran netralitas
Selasa, 15 Oktober 2024 20:45 Wib
Polres OKU berlakukan tilang manual-elektronik pada Operasi Zebra 2024
Senin, 14 Oktober 2024 15:32 Wib
Polisi sudah periksa 23 saksi terkait pelanggaran etik Wakil Ketua KPK Alex Marwata
Rabu, 9 Oktober 2024 11:04 Wib
Kemenkumham Sumsel gelar sosialisasi pencegahan pelanggaran KI perguruan tinggi
Rabu, 24 Juli 2024 7:30 Wib
Kemenkumham Sumsel bahas penanganan pengaduan pelanggaran kekayaan intelektual
Jumat, 31 Mei 2024 19:30 Wib
Senator AS ancam sanksi keras ICC jika perintahkan tangkap Netanyahu
Selasa, 7 Mei 2024 9:49 Wib
Mesir, PBB: Israel harus akhiri pelanggaran terhadap warga sipil Gaza
Senin, 22 April 2024 15:32 Wib