Senator serukan pemuda jangan apatis

id jyalika maharani, dpd sumsel,anggota dpd sumsel,Perkumpulan Gerakan Kebangsaan,pgk sumsel,dialog kebangsaan pgk,senator

Senator serukan  pemuda jangan apatis

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) termuda, Jyalika Maharani menjadi pembicara pada Dialog Sumpah Pemuda yang diselenggarakan Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) di Gedung DPD Sumsel, Kamis. (31/10) (ANTARA/Aziz Munajar/19)

Palembang (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD)  asal Sumatera Selatan, Jyalika Maharani menyerukan pemuda Indonesia  jangan apatis menghadapi  tantangan bangsa di tengah berkah bonus demografi.

"Pemuda harus terus berkontribusi untuk bangsa dan negara, tidak ada alasan berdiam diri karena tantangan Indonesia ke depan semakin berat," kata Jyalika Maharani pada Dialog Sumpah Pemuda Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) di Gedung DPD Sumsel, di Palembang, Kamis.

Menurut dia, pemuda saat ini mendapatkan fasilitas berupa kecanggihan teknologi informasi yang masif dan akan sangat baik jika dimanfaatkan untuk bersinergi menghadapi tantangan serius bernegara seperti memerangi hoaks dan mencegah keretakan persatuan.

Ia mengharapkan jangan sampai teknologi informasi menjadikan pemuda apatis dan cenderung kontraproduktif,  sebab penggunaan teknologi berdampak langsung terhadap kesuksesan Indonesia memanfaatkan bonus demografi di masa depan.

Pemuda atau generasi milenial diharapkan mulai mengambil peranannya dalam pos-pos politik, bisnis, birokrasi, agama, budaya dan sosial dengan satu tujuan bersama, yakni menjadikan Indonesia disegani dunia serta mempertahankan persatuan sesuai isi Sumpah Pemuda.

"Semoga momen Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tahun memang benar-benar mengingatkan para pemuda penerus bahwa ada janji persatuan yang harus di jaga," ujar Jyalika yang masih berusia 22 tahun tersebut.

Sementara Ketua DPD PGK Palembang, Samsul Bahri, menegaskan bahwa pemuda wajib merawat persatuan Indonesia dengan aktif menangkal segala potensi perpecahan sekecil apapun, terutama menghadapi hoaks, ujaran kebencian, adu domba, terorisme, dan narkoba.

"Tantangan pemuda ke depan adalah memanfaatkan bonus demografi, hanya dengan tetap bersatu maka keuntungannya bisa tercapai," kata Samsul.