Toko genset diserbu warga

id Mati lampu,mati lampu,pln listrik,pt pln

Toko genset diserbu warga

Warga beramai-ramai membeli genset. (ANTARA/Shofi Ayudiana)

Jakarta (ANTARA) - Toko genset di kawasan Glodok ramai diserbu warga akibat listrik padam di seluruh wilayah Jakarta pada Minggu siang sejak sekitar pukul 11.00 WIB.

Sekitar pukul 17.30 WIB sejumlah warga terlihat beramai-ramai menunggu di depan toko genset Sinar Terang Abadi, yang merupakan satu-satunya toko genset yang buka di Glodok. Beberapa dari mereka mengaku sudah menunggu sejak pukul 14.00 WIB.

Baca juga: Gangguan transmisi Ungaran-Pemalang berimbas padamnya aliran listrik di wilayah Jabodetabek

Warga terlihat memilih-milih, serta ada juga sebagian yang sedang menunggu gensetnya diperbaiki.

Salah satu pembeli di lokasi, Ria, mengaku dia membeli genset karena keluarganya sangat membutuhkan listrik di rumah.

“Saya punya anak kecil di rumah, jadi buat  air dan lampu,” kata Ria yang sudah menunggu satu jam untuk mendapatkan genset.

Selain Ria, pembeli lainnya Anton juga memutuskan untuk membeli genset baru karena sangat membutuhkan listrik di rumahnya.

“Perbaikan tidak mungkin sebentar.
Dan di rumah kebutuhan kita pakai listrik semua,” ucap Anton.

Sementara itu, pegawai toko Cahyo mengatakan tokonya sudah mulai ramai sejak pukul 14.00 WIB. Mayoritas dari mereka adalah untuk membeli genset baru sebagai penerangan di rumahnya.

Sebelumnya, telah terjadi gangguan listrik yang menyebabkan daya listrik di Jabodetabek hingga sebagian daerah Jawa lainnya tidak berfungsi.

Gangguan tersebut terjadi akibat Gas Turbin di Suralaya milik PT PLN sementara dalam posisi mati dan Gas Turbin Cilegon mengalami gangguan.

Beberapa layanan transportasi umum seperti MRT, LRT, dan commuterline sempat terganggu akibat listrik padam yang terjadi sejak pukul 11.10 WIB itu.

Baca juga: PT PLN Minta Maaf Atas Pemadaman Listrik Jabodetabek
Baca juga: DPR minta PLN "all out" atasi pemadam listrik total di DKI Jakarta dan sebagian Jawa Barat
Baca juga: PLN dapat suntikan modal Rp6,5 triliun