Harga jengkol di Lampung naik 100 persen

id jengkol, harga jengkol, pedagang jengkol, pedagang,batang jengkol, buah jengkol

Harga jengkol di Lampung naik 100 persen

Arsip - Pedagang jengkol di Pasar 26 Ilir Palembang, Selasa (17/7). (ANTARA News Sumsel/13/Feny Selly)

Bandarlampung  (ANTARA News Sumsel) - Harga jengkol (Archidendron pauciflorum) di Provinsi Lampung mengalami kenaikan hingga 100 persen lebih  sejak akhir tahun lalu hingga kini yakni dari Rp15 ribu perkilogram menjadi Rp35 ribu.

"Harga sangat tinggi saat ini dibandingkan sebelumnya  hanya di kisaran Rp15.000 per kilo itu pun barangnya susah," kata salah seorang pedagang jengkol di Bandarlampung,  Heri Al Zikri, Selasa.

Dia menambahkan, kenaikan harga jengkol ini dikarenakan tingginya permintaan dari daerah lain, salah satunya Provinsi DKI Jakarta yang setiap harinya mengirim 1 ton hingga 2 ton.

Tingginya permintaan tersebut, berbanding terbalik dengan jumlah ketersedian barang.

Menurutnya, untuk memenuhi pesanan jengkol tiap hari, dia berserta anak buah berkeliling ke sejumlah kampung-kampung untuk mencari dan membeli buah yang memiliki aroma khas tersebut.

"Saya berserta anak buah ke lapangan untuk melihat apakah masih ada jengkol atau tidak bila ada langsung dibeli dari pemiliknya," kata dia.

Sementara itu, menurut sejumlah warga di Waykanan buah jengkol hasil petani setempat selain dikonsumsi warga Lampung juga banyak diminta pedagang dari Bengkulu.

"Pedagang dari Bengkulu berani membeli dengan harga lebih tinggi. Jadi selain untuk pasokan ke pelanggan di Lampung, banyak yang dijual ke Bengkulu," kata Fajar, warga Blambanganumpu, Waykanan.

Sementara pedagang aneka sayuran dan lauk-pauk masak secara keliling menggunakan sepeda di Bandarlampung, Sutinah mengaku sudah beberapa hari tidak membawa rendang jengkol karena bahan bakunya sulit didapat apalagi harganya mahal.

"Saya biasanya membawa rendang jengkol karena banyak pembelinya dengan harga Rp5 ribu per bungkus isi enam hingga sepuluh keping. Tapi sekarang tidak berani karena harga bahan bakunya mahal, tidak bisa dapat untung," katanya.

Dia pun banyak mendapat pertanyaan dari pelanggannya tentang jualannya tersebut, dan dijawab bahwa bahan bakunya sedang sulit didapat.***3***Budi Suyanto