Siang itu, Fitri Anawati mengikuti pemeriksaan Papsmear secara gratis karena seluruh biaya ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Fitri yang peserta ke-47 mengaku takut sesaat sebelum masuk ruang pemeriksaan Papsmear poliklinik.
Namun,
rasa takut tersebut sirna dan berganti senyum, saat ibu dua anak yang
warga Karangawen dan karyawati PT SAI Apparel Semarang itu, keluar dari
ruang pemeriksaan.
"Ndak apa-apa ternyata.
Hanya malu," kata Fitri yang mengekpresikan perasaan malu dengan
langsung menutupi wajahnya menggunakan masker. Sebelumnya, masker yang
dikenakan diturunkan hingga bawah dagu.
Mendengar pernyataan Fitri, beberapa karyawati lain yang menunggu giliran pemeriksaan Papsmear langsung tertawa.
Bagi
Umi Hasanah (27) dan Supriyanti (26) yang juga sudah mengikuti
pemeriksaan Papsmear, mengaku lega karena hasil pemeriksaan keduanya
dinyatakan normal.
"Alhamdulillah sudah lega, karena hasilnya normal," kata Umi Hasanah, ibu satu anak yang warga Tembalang Semarang itu.
Kepala
BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Semarang Dr. Bimantoro menjelaskan
bahwa para perempuan tidak perlu takut untuk mengikuti pemeriksaan
Papsmear, karena tidak menyakitkan dan waktu pelaksanaan hanya sebentar,
kurang dari 10 menit.
"Tidak perlu takut dan tidak lama. Lebih baik Papsmear, agar tidak terlambat tiba-tiba sudah stadium lanjut," katanya.
Upaya Unggulan
Pemeriksaan Papsmear merupakan salah satu upaya unggulan guna menekan prevalensi Kanker Serviks pada perempuan usia produktif.
"Tidak
perlu khawatir dengan biayanya, karena seluruhnya ditanggung oleh BPJS
Kesehatan dan jika setelah diperiksa dan peserta membutuhkan penanganan
lebih lanjut, maka dapat dirujuk sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku," katanya.
Kanker Serviks pada
stadium awal tidak menunjukkan gejala dan sulit terdeksi. Oleh karena
itu, sebaiknya dilakukan skrining kesehatan melalui layanan kesehatan
deteksi dini yang disediakan BPJS Kesehatan.
Pada
umumnya, Kanker Serviks baru terdeteksi ketika sudah stadium lanjut,
sehingga pengobatan harus yang dilakukan menjadi lebih sulit dan biaya
pengobatannya menjadi lebih mahal.
"Kepada
seluruh peserta JKN-KIS, kami mengimbau agar melakukan deteksi dini di
fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) atau tempat lain yang bekerja
sama dengan BPJS Kesehatan," katanya.
Terdapat
325 FKTP yang bermitra dengan BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama
Semarang dengan rincian 64 puskesmas, 108 dokter praktik perorangan, 43
dokter praktik gigi perorangan, dan 110 klinik pratama.
BPJS
Kesehatan Kantor Cabang Utama Semarang juga telah bekerja sama dengan
54 fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) yang terdiri
atas 24 rumah sakit (termasuk di dalamnya dua balai kesehatan dan satu
klinik utama), dua apotik, serta 28 optik.
Pemeriksaan Papsmear merupakan metode pemeriksaan sederhana yang memiliki tingkat akurasi tinggi, aman, dan nyaman bagi pasien.
"Lebih baik melakukan deteksi dini, karena jika terlambat kasihan pasien karena sakit, juga kasihan keluarganya," katanya.
Hingga
Juni 2017, deteksi dini yang dilakukan BPJS Kesehatan Kantor Cabang
Utama Semarang dengan pemeriksaan Papsmear sudah menjangkau 7.110
peserta dengan biaya Rp835.425.000 untuk wilayah Kota Semarang dan 328
peserta dengan biaya Rp38.540.000 wilayah Kabupaten Demak.
Dari
dua wilayah yang berada di bawah BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama
Semarang, total peserta yang telah melakukan pemeriksaan Papsmear 7.438
peserta dengan biaya Rp873.965.000.
Ditanggung
Pemeriksaan
Papsmear bagi peserta BPJS Kesehatan seperti Fitri dan karyawan lainnya
dilaksanakan secara gratis, seluruh biaya ditanggung oleh BPJS
Kesehatan.
Kebijakan itu merupakan rangkaian
dukungan BPJS Kesehatan yang mendorong upaya promotif preventif
kesehatan serta dalam rangkat HUT Ke-49 BPJS Kesehatan.
Pemeriksaan
yang berlangsung di Poliklinik PT SAI Apparel Semarang merupakan salah
satu titik yang menjadi tempat pelaksanaan Papsmerar hasil kerja sama
dengan BPJS Kesehatan di wilayah Kantor Cabang Utama Semarang.
Sebanyak
11 titik lainnya, di PT Richtex Garmindo, PT Sango, Yakel Telkom, Bank
Mandiri, PT Indofood CBP, PT Melady Garment Internasional, Laboratorium
Sarana Medika, dan Laboratorum Cito.
Terhitung
mulai 13-31 Juli 2017, BPJS Kesehatan menyelenggarakan Bulan Deteksi
Dini Kanker Serviks bagi seluruh peserta di seluruh Indonesia.
Data
nasional, jumlah kasus Kanker Serviks di tingkat pelayanan rawat jalan
tingkat lanjutan (TJTL) mencapai 12.820 kasus dengan total biaya sekitar
Rp56,5 miliar, sementara di tingkat rawat inap tingkat lanjutan (RITL)
tercatat 6.938 kasus dengan total biaya sekitar Rp87,1 miliar.
Hingga
Juli 2017, terdapat 178.771.035 jiwa penduduk Indonesia yang telah
terdaftar sebagai peserta JKN-KIS, sementara untuk wilayah Kota Semarang
1.427.495 jiwa (86,61 persen) dan wilayah Kabupaten Demak 824.214 jiwa
(74,67 persen), sehingga total peserta JKN-KIS untuk Kantor Cabang Utama
Semarang 2.251.709 jiwa.
Sambutan Positif
Factory
Manager PT SAI Apparel Semarang Chanchal Gupta menyambut positif
kegiatan pemeriksaan Papsmear yang dilakukan BPJS Kesehatan dan banyak
karyawan yang ikut dalam pemeriksaan tersebut.
Perusahaannya
memperhatikan kesehatan para karyawan dengan melakukan sejumlah
pemeriksaan kesehatan, seperti pemeriksaan mata, diabetes, dan kanker.
"Jika
karyawan sehat, keluarganya sehat, maka produktivitas juga meningkat.
Perusahaan untung dan karyawannya juga untung. Akan tetapi, jika
karyawan sakit atau keluarga sakit, tentu akan berpengaruh pada
produktivitas kerja," katanya.
Perusahaan itu
mempekerjakan 9.500 sampai dengan 10.000 karyawan (jumlah tersebut
sesuai dengan pesanan pekerjaan) dengan 99 persen di antaranya karyawan
perempuan.
PT SAI Apparel yang beralamat di
Jalan Brigadir Jenderal Sudiarto Km 11, Bandungrejo, Mranggen, Kota
Semarang, Jawa Tengah tersebut, bergerak di bidang garmen dengan pangsa
pasar ekspor ke Amerika dan Eropa.